Sudirman Said pernah sesumbar Jawa Tengah sudah bukan kandang banteng (PDIP) lagi setelah ia meraup sukses di Pilkada, tetapi perkiraannya keliru.
Sampai kini Provinsi Jawa Tengah terbukti sebagai Kandang Banteng. Dari 35 kabupaten/kota, semua disapu bersih oleh pasangan Jokowi-Makruf Amin dan tidak menyisakan satu kabupaten/kota untuk pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Berdasarkan perhitungan sementara real count KPU Jawa Tengah, Senin (22/4/2019) sampai pukul 09.45 WIB pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin mendapat 77,22% dan pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno mendapat 22,78%.
Rata-rata tiap kabupaten/kota pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin paling rendah 60% dan paling tinggi 86%.Paling rendah kota Tegal dengan suara 62,99% dan suara paling tinggi Pati 86%. Khusus kota Solo kelahiran Jokowi mendapat suara 83%.
Dan berdasarkan hasil quick count atau hitung cepat dari lembaga-lembaga survei pasangan Jokowi-Makruf Amin mendapat 75% sampai dengan 77% untuk provinsi Jawa Tengah. Ini membuktikan Jawa Tengah masih sebagai Kandang Banteng.
Untuk sekedar diketahui,pada pilpres 2014 berdasarkan hasil resmi KPU, pasangan Jokowi-Jusuf Kalla memperoleh suara 66,65%. Dan kalau nanti hasil resmi KPU menyatakan Jokowi-Ma'kruf Amin memperoleh suara 77% untuk Jawa Tengah-artinya ada kenaikan suara yang signifikan yaitu berkisar 10%. Tentu ini kenaikan yang sangat besar dan fantastis.
Suara dari Jawa Tengah ini bisa untuk menutupi kekalahan pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin di Jawa Barat dan Banten yang disapu oleh pasangan Prabowo-Sandiaga Uno.
Padahal pasangan Prabowo-Sandiaga Uno sudah memindahkan markas tim pemenangan ke kota Solo sebagai bentuk perang urat syaraf dan ingin menggerus suara di wilayah Jawa Tengah. Apalagi Sudirman Said yang merupakan tim pemenangan 02 sudah sesumbar bahwa Jawa Tengah bukan Kandang Banteng lagi.
Bisa jadi alasan yang bersangkutan berkaca dari pilgub Jawa Tengah yang mana Sudirman Said memperoleh suara cukup besar yaitu 41%.
Hanya saja pilkada dan pilpres adalah sesuatu yang berbeda. Apalagi ada perubahan formasi dalam dukungan. PKB yang dalam pilkada mendukung Sudirman Said, tapi dalam pilpres PKB mendukung pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin.
Kemenangan juga tak terlepas dari warga Nahdliyin yang sangat solid mengikuti perintah sesepuh dan tokoh-tokoh NU untuk memeilih pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin.
Dan ini membuktikan,bahwa Jawa Tengah sebagai Kandang Banteng tidak bisa ditembus atau dipengaruhi oleh pasangan Prabowo-Sandiaga Uno.
Selamat untuk Jawa Tengah sebagai Kandang Banteng yang tetap solid untuk kemenangan pasangan Jokowi-Maruf.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews