Sejak Pemilihan Umum tahun 1955 angka Golput cenderung terus naik setiap tahunnya. Menurut perkiraan berbagai sumber jumlah Golput pada pemilu Presiden 2009 sebesar 40% dan menjadi angka Golput tertinggi di Indonesia.
Tingginya angka Golput ini tentunya sangat disayangkan mengingat Golput sudah benar-benar ditetapkan sebagai tindakan yang salah oleh negara.
Mengapa tindakan Golput ini dianggap merugikan negara?
Mereka yang menyuarakan diri untuk Golput secara otomatis tidak turut berpartisipasi dalam mewujudkan keberlanjutan kepemimpinan dan pembangunan di Indonesia sebab gelaran Pemilu 2019 merupakan langkah awal dari proses Kemajuan di negeri ini.
Tidak tanggung mereka dengan percaya diri menyuarakan dan mentasbihkan diri di sosial media sebagai Golput secara terang-terangan dan tak jarang dari mereka yang mengajak orang lain untuk turut berpartisipasi dalam gerakan Golput. Hal ini membuat banyak tokoh bereaksi. Salah satunya dari mantan Presiden Republik Indonesia, Megawati Soekarno Putri.
Ketua Umum Partai PDI Perjuangan ini mengatakan bahwa Golput merupakan tindakan orang-orang yang tidak memiliki harga diri. Ia mengungkapkan bahwa jika ingin Golput jangan menjadi warga Indonesia.
Ia pun menghimbau masyarakat umum untuk tidak mendengarkan dan mengikuti masukan mereka yang mengajak Golput dalam gelaran pemilu 2019 ini sebab mereka yang mengajak Golput bukanlah contoh seorang warga negara yang baik.
Senada dengan Megawati, Ketua Umum DPP KNPI Haris Pratama mengatakan bahwa Golput bukanlah pilihan cerdas yang diambil oleh seorang intelektual. Reaksi dari para tokoh ini tentunya menandakan bahwa ancam Golput dalam gelaran Pemilu 2019 ini terasa begitu nyata.
Dalam 5 tahun ke depan, negeri ini akan dipimpin oleh para kandidat-kandidat yang terpilih dalam Pemilihan Umum. Bisa dikatakan bahwa nasib bangsa ini hingga 5 tahun mendatang berada di tengan mereka yang menduduki kursi jabatan di pemerintahan.
Jika kita tidak mengajak orang lain berpartisipasi dengan cerdas dalam gelaran Pemilu 2019 ini berarti secara tidak langsung kita telah menyerahkan diri secara sukarela ke tangan kehancuran dan negara yang kita cintai ini bisa-bisa redup sinarnya disaat Indonesia mulai dihargai dan diakui atas segala prestasinya saat ini dan juga pembangunannya yang pesat sebagai jalan menuju Indonesia yang semakin maju dan sejahterah.
Untuk itu, marilah kita semua bersatu dan bersama dalam mengajak orang lain untuk tidak Gollput dan melawan segala bentuk intimidasi serta Tidak Takut Memilih dalam gelaran pemilu 2019 ini demi suksesnya keberlanjutan kepemimpinan nasional dan pembangunan di Indonesia menuju Indoensia Maju yang disegani bangsa bangsa lain.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews