Di Indonesia, koruptor ialah orang yang dianggap berjasa dalam pembangunan yang turut serta memberikan oli pelumas bagi mesin pembangunan.
China bangkit dari sebuah bangsa dan negara yang miskin. Laksana Naga yang menyeruak bangkit dari lembah berlumpur terbang ke atas langit meraih gemerlap bintang-bintang membawakan kesejahteraan dan kemakmuran dan kemajuan bagi bangsa dan negaranya.
Entah semangat apa itu namanya. Nasionalisme? Patriotisme? Idealisme? Yang pasti bukan demokrasi dalam arti kebebasan bersuara bagi seluruh rakyatnya. Buat apa hanya sekadar mempunyai kebebasan dan merdeka dalam bersuara bagi rakyat, tetapi Rakyat tidak bebas dan tak merdeka dalam pencaharian nafkah dan tiada keadilan sosial bagi seluruh rakyat???
China akan menumpas setiap gerakan yang menentang negara. Bagi Cina negara itu tidak boleh kalah dari siapapun dan apapun. Bagi China, kepentingan bangsa dan negara adalah yang tertinggi dan terutama. Makanya, para pemimpin China sepakat dan comitted dalam membabat korupsi. Para koruptor dihukum mati tanpa ampun!!
Di China koruptor ialah perampok uang rakyat.
Sementara, negeri tercinta Indonesia, sebuah negara demokrasi yg berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, yang seluruh rakyatnya beragama dan berTuhan, yang sangat religius. Namun, kepentingan bangsa dan negara tidak melulu diletakkan di tempat paling atas. Kadangkali, kerapkali bahkan seringkali kepentingan bangsa dan negara dinomortigakan setelah didahului kepentingan pribadi, kelompok dan partai politik. Di Indonesia, koruptor ialah orang yang dianggap berjasa dalam pembangunan yang turut serta memberikan oli pelumas bagi mesin pembangunan.
Oleh karena itu, para pelaku korupsi diberi sel yang senyaman hotel bintang. Dan para mantan koruptor dicalonkan menjadi Wakil Rakyat. Wakilnya para Rakyat yang uangnya pernah dirampok.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews