Hidup dalam berbangsa dan bernegara, harus punya tenggang rasa, tidak bisa mengedepankan ego dan kesombongan.
Semua pasti sudah tahu apa maknanya Zalim, yakni lawan katanya Adil, jadi sangat mudah di tudingkan kepada siapa saja. Tapi pada dasarnya kita pun sering berlaku Zalim, karena kita hanya manusia yang tidak sempurna, yang adil itu hanyalah Allah SWT.
Dalam Al Qur’an Surat Al Maidah ayat 8 dikatakan kurang lebih begini: “janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum berlebih-lebihan, sehingga tidak bisa bersikap adil, sementara adil itu sendiri, dekat kepada Takwa.
Betapa sulitnya mengamalkannya, karena kadang kebencian yang ada didalam pikiran kita, mengurangi sikap adil, itulah penanda kita sebagai manusia, sulit bagi kita untuk tidak berlaku zalim, tapi perilaku itu sangat mudah kita tudingkan pada orang lain.
Selama 10 bulan kita sama-sama berjuang untuk memerangi Covid-19, sesuai dengan kapasitas masing-masing, berusaha menegakkan aturan, dengan berusaha untuk patuh terhadap aturan pemerintah. Itulah hakikat kita sebagai bangsa yang taat pada aturan.
Pada realitasnya kita sulit untuk bersikap adil, karena aturan itu tidak bisa diterapkan kepada semua orang, atau kelompok.
Bahkan ada kelompok yang terang-terangan membangkang terhadap aturan tersebut, dan para penegak keadilan tidak kuasa mencegahnya, hanya karena kedekatan secara emosional.
Padahal kelompok ini selalu berteriak tentang keadilan, dan menuntut keadilan, namun tidak menyadari kalau apa yang dilakukan sudah merusak keadilan itu sendiri dengan berlaku Zalim, merasa istimewa, dan minta di istimewakan, sehingga aturan hukum diabaikan seenak jidatnya.
Akibatnya memunculkan klaster baru penyebaran Covid, dan menyumbang peningkatan jumlah korban yang terpapar di wilayah DKI.
Adilkah sikap dan perbuatan yang dilakukan? Inilah yang saya maksudkan tuduhan Zalim itu hanya sebatas sudut pandang, hanya untuk orang lain, tidak untuk diri sendiri.
Benar kata Pramoedya Ananta Toer, "Adillah sejak dalam pikiran."
Bagaimana mungkin kita hanya bisa menuduh orang lain berbuat Zalim, sementara kita sendiri tidak bisa bersikap adil, dan mau diadili, apakah ini termasuk Akhlak terpuji? Jelas tidak, inilah yang dikatakan munafik, semua hanya berlaku pada orang lain, tapi tidak berlaku untuk dirinya.
Hidup dalam berbangsa dan bernegara, harus punya tenggang rasa, tidak bisa mengedepankan ego dan kesombongan. Tidak menghargai dan menghormati keberadaan orang lain, hanya karena kejumawaan yang berlebihan.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews