Pilpres 2024, dari Perang Udara ke Perang Daratan

Senjata medsos sudah pasti tetap digunakan, namun nampaknya mereka akan lebih fokus pada perang gerilya di daratan dengan memanfaatkan mesin-mesin partai dan unit-unit sukarelawan.

Kamis, 7 September 2023 | 06:18 WIB
0
78
Pilpres 2024, dari Perang Udara ke Perang Daratan
Ilustrasi kampanye (freepik)

Pilpres 2024 yang akan berlangsung lima bulan lagi ini, tepatnya 14 Februari 2024, semakin kemari semakin menarik. Daya tariknya relatif sangat berbeda dengan Pilpres 2014 dan Pilpres 2019.

Ciri khas utama situasi dan kondisi kedua pilpres yang dimenangkan oleh Jokowi tersebut diantaranya sangat marak dengan isu SARA yang membuat polarisasi kedua kutub menjadi sangat tajam, isu yang menjadi mainan utama para buzzer atau influencer bayaran dengan memanfaatkan algoritma medsos -terutama Facebook dan Twitter-, yang pada saat itu masih sangat longgar terhadap postingan-postingan berbau politik.

Sekarang para buzzer hampir tak berkutik dikarenakan oleh dua hal, yaitu karena bergabungnya Prabowo ke dalam kabinet pemerintahan Jokowi dan karena algoritma medsos yang telah membatasi postingan politik dengan sedemikian rupa.

Perang udara melalui medsos tidak bisa lagi digunakan sebagai senjata utama para tokoh-tokoh pemain Pilpres 2024, isu SARA juga sudah gak akan begitu laku lagi karena para pemilih suara sudah trauma, sudah memperoleh pelajaran keras dari Pilpres 2014 dan Pilpres 2019.

Senjata medsos sudah pasti tetap digunakan, namun nampaknya mereka akan lebih fokus pada perang gerilya di daratan dengan memanfaatkan mesin-mesin partai dan unit-unit sukarelawan yang aktif terjun ke lapangan, ke tengah-tengah masyarakat yang berada di pusat-pusat kota hingga ke pelosok-pelosok desa, khususnya di pusat-pusat kantong suara seperti Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Target utamanya, mendapatkan suara dari kalangan generasi muda yang menjadi faktor utama penentu kemenangan atau kekalahan, yang terdiri dari Generasi X dan Generasi Milenial yang sangat menggemari berbagai ragam aktivitas yang sifatnya kreatif, unik dan futuristik serta alergi dengan isu SARA.

***