Dari Toraja, saya juga meresmikan secara virtual Bandara Pantar di Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur.
Tiga bukit dipangkas untuk dapat membangun landasan pacu Bandara Toraja sepanjang 2.000 meter dan lebar 30 meter. Bandara inilah yang saya resmikan hari ini di Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan.
Bandara ini penting untuk mendorong konektivitas dan pariwisata setempat. Itulah sebabnya, dalam masa pembangunanya, hampir setiap enam bulan saya bertanya ke Menteri Perhubungan, kapan selesai?
Akhirnya hari ini saya resmikan dan sudah beroperasi. Perjalanan dari Makassar yang biasanya sembilan jam lewat darat bisa dipangkas melalui udara. Tadi saya sudah coba dengan pesawat ATR, tiba dalam 50 menit saja.
Dengan adanya bandara ini, saya berharap sektor pariwisata Toraja akan meningkat pesat. Wisatawan dari Bali, Bandung, atau Jakarta bisa langsung ke Toraja melihat 'Negeri di Atas Awan', melihat Kete Kesu, melihat Pango-Pango, dan lain-lain.
Bandara Toraja atau Bandara Buntu Kunik dilengkapi gedung terminal seluas 1.152 meter persegi yang dapat menampung hingga 45.000 penumpang per tahun.
Dari Toraja, saya juga meresmikan secara virtual Bandara Pantar di Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur.
Bandara dengan landas pacu sepanjang 900x30 meter dan gedung terminal berkapasitas hingga 36.000 penumpang per tahun itu adalah wujud kehadiran pemerintah membangun wilayah tertinggal, terpencil, terluar, dan perbatasan.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews