Politik adalah hal yang dinamis, saking dinaminsnya menjadi "politik tulang lunak". Terkadang AC-DC dan berganti peran.
Politikus keluar masuk partai atau berganti jas partai di negeri ini hal biasa. Mirip seorang karyawan atau pegawai yang resign atau pindah kerja baru karena adanya tawaran gaji atau jabatan yang lebih baik.
Ada yang keluar dan pindah partai. Ada juga yang keluar partai dan tidak masuk partai manapun. Dan ada juga keluar partai dan kembali masuk partai yang sama.
Siapakah dia? Dia adalah Sandiaga Uno, cawapres yang gagal dalam perebutan kekuasaan lewat pilpres 2019.
Seperti kita ketahui, Sandiaga Uno akan kembali dan memakai jas partai Gerindra kembali dan aktif di partai. Sandiaga Uno sebelumnya adalah wakil pembina partai Gerindra. Jabatan yang tidak sembarangan dalam struktur partai. Tapi,setelah ditunjuk oleh Prabowo Subianto sebagai cawapres, Sandiaga Uno mengundurkan diri sebagai wakil gubernur DKI Jakarta dan keluar dari partai Gerindra.
Mengapa Sandiaga Uno keluar dari partai Gerindra setelah resmi menjadi cawapres mendampingi Prabowo sebagai capres? Karena untuk menjaga hubungan dengan partai pendukung atau koalisi yang lain yaitu PAN dan PKS. Dan kalau tidak keluar dari partai Gerindra, dianggap calon capres dan cawapres semua dari partai Gerindra.
Untuk menjaga hubungan di antara partai koalisi, maka Sandiaga Uno mundur dari partai Gerindra. Dan munculah waktu itu dengan istilah "Jenderal Kardus".
Sebenarnya ini hanya melepas baju partai untuk sementara waktu saja. Dan terbukti, akhirnya kembali lagi ke partai Gerindra setelah kalah dalam pilpres 2019.
Bagitulah politikus tanah air, sering gonta-ganti baju partai,sesuka hati mereka. Baju atau jas partai itu kalau dikumpulkan atau digantung dalam lemari mungkin lebih dari satu atau dua jas partai politik.
Politik adalah hal yang dinamis, saking dinaminsnya menjadi "politik tulang lunak". Terkadang AC-DC dan berganti peran.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews