Erick Thohir "Cuci Piring" Seusai Pesta

Buruknya kinerja Menteri BUMN periode yang lalu, tidak terlepas dari tanggung jawab Presiden Jokowi. Jadi sangat water kalau pertanyaan yang sama pun di alamatkan pada Presiden Jokowi.

Senin, 9 Desember 2019 | 15:10 WIB
0
403
Erick Thohir "Cuci Piring" Seusai Pesta
Foto: Jawapost.com

Saya menganalogikan bersih-bersihnya Erick Thohir di BUMN, seperti "cuci piring" setelah pesta usai. Orang lain yang habis pesta, Erick Thohir yang bagian cuci piringnya. Mending kalau sekelas pesta kawinan dikelurahan, yang di bersih kan Erick Thohir pesta di Hotel Bintang Lima, pestanya para Punggawa.

Seakan-akan tidak ada habis-habisnya piring yang kotor, seperti itulah situasi BUMN saat ini. Padahal pesta sudah usai, Erick Thohir terus bersih-bersih, dan berusaha mengurai satu-satu kotoran yang ditinggalkan seusai pesta punggawa BUMN.

Ini memang sebuah ironi, dan sudah biasa terjadi. Pejabat baru laiknya pencuci piring kotor hasil dari pesta pejabat sebelumnya. Dan kotoran itu terserak dimana-mana, ditinggalkan begitu saja.

Betapa kita diperlihatkan secara telanjang berbagai kasus di BUMN, baru satu kasus ditemukan, kasus lain bermunculan. Mencuatnya kasus penyelundupan Harley Davidson oleh petinggi PT Garuda Indonesia, yang di selundupkan lewat pesawat Garuda yang baru di beli, belum selesai sampai disitu.

Muncul lagi kasus di Bank Tabungan Negara (BTN), sehingga Erick Thohir perlu mengganti Komisaris dan Direksi Bank BTN. Belum lagi kasus PT. Krakatau Steel Tbk (Kras) yang terus merugi, dengan memiliki hutang Rp 40 triliun, dan 60 anak perusahaan yang menjadi beban.

Belum lagi Perusahaan Listerik Negara (PLN) yang masih terus merugi, dan terus memerlukan suntikan dana dari pemerintah. Begitu juga PT Hutama Karya, juga beberapa perusahaan BUMN yang lainnya. Setiap BUMN punya begitu banyak anak perusahaan, dengan berbagai macam jenis usaha diluar core business utama.

Karut-marut yang ada di BUMN ini dianalogikan sebagai 'piring kotor' yang harus dibersihkan Erick Thohir satu persatu. Gebrakan Erick ini pada akhirnya membuka celah untuk melihat kinerja Menteri BUMN sebelumnya, Rini Soemarno, sehingga menyisakan tanya, selama ini Rini ngapain aja.?

Dari keseluruhan BUMN sejumlah 142 perusahaan, hanya 15 BUMN yang terbilang sehat, dan memberikan kontribusinya pada negara. Selebihnya adalah BUMN yang sedang 'demam' alias sakit. Inilah PR Erick Thohir sebagai pengganti Rini Soemarno.

Terlalu lama pesta pora yang terjadi di BUMN, sehingga terlalu banyak piring kotor yang tersisa. Yang sudah pesta pora pun sudah tidak diketahui lagi dimana rimbanya.

Bagi sebagian orang, BUMN adalah tempat yang empuk untuk menumpuk kekayaan, tapi bagi sebagian lagi menganggap BUMN sebagai penyanggah finansial pemerintah.

Bisa saja ada yang beranggapan kalau Erick Thohir sedang bersih-bersih orang-orang yang masih terkait dengan Rini Soemarno. Itu memang sesuatu yang perlu dilakukan oleh Erick Thohir, karena untuk membenahi BUMN secara menyeluruh, dibutuhkan orang-orang yang loyal pada pemerintah.

Rini Soemarno juga tentunya tidak akan tinggal diam, terbukti dengan adanya perlawanan Ari Askhara yang menolak mundur dari Dirut Garuda. Perlawanan Ari adalah juga perlawanan Rini Soemarno, semakin Rini melakukan perlawanan, maka akan semakin terbuka borok di BUMN.

Sepak terjang Erick Thohir dalam bersih-bersih BUMN, seakan-akan menampar muka Rini Soemarno. Suka tidak suka, memang itu yang harus dilakukan Erick Thohir sebagai penggantinya. Setiap pemimpin beda gaya dan karakter.

Betapa publik melihat kebobrokan BUMN selama ini, imbasnya bukanlah semata pada Rini Soemarno, tapi juga pada Jokowi sebagai Presiden. Banyak pertanyaan yang sama ditujukan pada Jokowi, lima tahun kemarin Jokowi ngapain aja.?

Buruknya kinerja Menteri BUMN periode yang lalu, tidak terlepas dari tanggung jawab Presiden Jokowi. Jadi sangat wajar kalau pertanyaan yang sama pun di alamatkan pada Presiden Jokowi.

***