Meski Wilayah Papua dilanda kerusuhan hingga menghambat arus jalan arteri dan pembakaran terhadap gedung DPRD. Sejumlah Mahasiswa Sekolah Tinggi Teknik PLN asal Papua, memilih untuk menyerukan deklarasi damai di kawasan Duri Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat.
Mereka menolak berita hoax dan bersama masyarakat menjaga keamanan dan ketertiban serta mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Hal ini tentu patut diapresiasi, dimana pasca kerusuhan yang terjadi di Manokwari, sejumlah Mahasiswa justru memilih untuk menyerukan deklarasi damai. Mereka pun enggan terlibat dalam kerusuhan dan tetap menjaga suasana agar tetap aman dan kondusif bersama dengan mahasiswa asal Papua yang bersekolah di STT PLN Jakarta.
Di hadapan aparat kepolisian, mereka menolak semua bentuk berita bohong dan bertekad untuk mempertahankan keutuhan NKRI. Mereka juga menyatakan akan bersama masyarakat dan terus menjaga keamanan serta ketertiban. Bagi mereka NKRI Harga Mati tidak bisa lagi ditawar.
Salah satu Mahasiswa peserta deklarasi Alfa mengaku sempat kaget dengan berita kerusuhan di Manokwari, namun dirinya berusaha tetap tenang dan menelpon orang tuanya di Manokwari, namun justru dirinya malah ditanya balik oleh orang tuanya.
Sementara para Mahasiswa di Jakarta dijamin aman, tidak akan terpengaruh oleh isu – isu yang negatif, yang bisa menimbulkan kerusuhan.
Sementara itu Kapolsek Cengkareng Kompol Khoiri mengatakan bahwa di Cengkareng banyak mahasiswa asal Papua dan keberadaan mereka aman – aman saja. Para Mahasiswa tersebut merupakan orang – orang pilihan dari daerahnya yang memilih untuk melanjutkan studinya di Ibukota. Merekalah yang nantinya akan menjadi para pemimpin di daerahnya.
Polisi dan TNI juga telah melakukan komunikasi kepada Mahasiswa asal Bumi Cenderawasih inii, untuk senantiasa menjaga wilayah Ibukota agar tidak terpancing untuk melakukan kerusuhan serupa.
Pada kesempatan Berbeda, Sejumlah Ormas serta perwakilan Mahasiswa Papua menggelar deklarasi damai di Hotel Claro Makassar, Sulawesi Selatan. Mereka merespons situasi keamanan masyarakat terkini menyusul kerusuhan di Papua dan Papua Barat.
Deklarasi tersebut merupakan bentuk sikap mereka terhadap rasa persatuan, serta mendukung pemulihan situasi yang kondusif di Papua. Mereka menghimbau semua pihak untuk senantiasa mendukung keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Deklarasi tersebut dihadiri oleh elemen Ormas seperti Forum Umat Islam Bersatu (FUIB) Sulsel, Wahdah Islamiyah, KPPSI, IKADI ormas lainnya. Acara tersebut diawali dengan diskusi yang bertema “Memperkuat Solidaritas Harmoni Kebangsaan di Makassar.”
Perhelatan tersebut juga dihadiri oleh beberapa tokoh dan pejabat, diantaranya Pejabat Walikota Makassar Iqbal Samad Suhaeb, Kapolrestabes Makassar Kombes Wahyu Dwi Ariwibowo, Kepala Kodim 1408/BS Letnan Kolonel Andriyanto.
Pada diskusi sebelum deklarasi damai, Pj Walikota Makassar Iqbal Samad Suhaeb menegaskan akan pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan. Dirinya juga menekankan bahwa Kota Makassar merupakan rumah bersama, dimana masyarakat hidup secara heterogen.
Menurut Iqbal, Makassar adalah wilayah yang dihuni oleh orang dari berbagai latar belakang suku dan komunitas. Dirinya berharap bahwa ribut – ribut yang terjadi di luar Sulawesi tidak merembet di Kota Makassar.
Dikabarkan juga, beberapa hari yang lalu sempat timbul ketegangan setelah terjadi keributan di Wilayah Asrama Papua di Jalan Lanto Daeng Pasewang. Namun di luar itu, Mahasiswa Papua menyatakan merasa aman tinggal di Makassar. Keributan yang sempat terjadi juga dianggap telah teratasi sehingga situasi kembali kondusif.
Perwakilan Mahasiswa Asal Papua Rano, turut mengucapkan terimakasih kepada jajaran pemerintah dan aparat keamanan yang dianggap telah menggaransi perlindungan bagi Mahasiswa Papua di Makassar.
Pihaknya juga merasa dilindungi, dan mengajak kepada rekan–rekan Mahasiswa asal Papua untuk menganggap dirinya bukan pendatang, karena Mahasiswa asal Papua merupakan saudara sebangsa dan setanah air.
Dalam deklarasi tersebut, mereka mendukung sepenuhnya upaya aparat penegak hukum untuk memberikan tindakan tegas dan mengamankan oknum yang senantiasa berusaha untuk terus melakukan provokasi antara elemen – elemen anak bangsa yang dapat menciptakan konflik horizontal.
Mereka juga mendukung pemerintah pusat untuk segera mengonsolidasikan dan memberi pernyataan tegas agar tokoh – tokoh yang ada di Papua dan Papua Barat serta seluruh elemen anak Bangsa, agar Papua dan Papua Barat semakin kondusif, sehingga dapat menciptakan suasana persaudaraan yang harmonis di kalangan anak bangsa.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews