Secara ringkas, hal yang patut diacungi jempol dari kinerja pemerintahan Jokowi adalah rendahnya inflasi. Sepanjang periode kepemimpinannya, rata-rata inflasi berada di bawah 3,5 persen, angka yang melampaui prediksi pemerintah. Dan ini diakui oleh siapa pun, termasuk ketika dijadikan sebagai bahan perdebatan untuk kepentingan Pemilu 2019, utamanya pemilihan presiden dan wakil presiden.
Inflasi dapat diartikan sebagai kenaikan harga secara umum dan terus-menerus dalam jangka waktu tertentu. Ada pun indikator yang digunakan untuk mengukur inflasi antara lain Indeks Harga Perdagangan Bebas (IHPB), Indeks Harga Produsen (IHP), Deflator Produk Domestik Bruto (PDB) dan Indeks Harga Aset (IHA). Pengertian ini disarikan dari uraian Bank Indonesia (BI) di laman resminya.
Merujuk pada pengertian inflasi dan data-data yang diungkap Badan Pusat Statistik (BPS), artinya selama empat tahun terakhir harga-harga barang, terutama harga kebutuhan pokok tidak mengalami kenaikan yang signifikan. Biaya yang harus dikeluarkan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya masih dalam kondisi aman karena berada di level terjangkau.
Selebihnya, apa saja sebenarnya kinerja positif dan terbukti di bidang ekonomi yang dipersembahkan Jokowi dan jajarannya selama empat tahun ini?
Pertama, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang bertengger di posisi peringkat ketiga terbaik di antara negara-negara G20 pada 2016. Hal ini didapat karena pengendalian inflasi terwujud. Realisasi inflasi pada saat itu jauh lebih rendah yakni 3,1 persen, dibanding asumsi di APBN yang sebesar 4 persen.
Kedua, keberhasilan menangkal perlambatan ekonomi. Dalam hal menjaga stabilnya konsumsi masyarakat, Indonesia sukses menjadi negara terbaik kedua setelah India. Capaian ini sampai mengalahkan posisi negara-negara besar dunia, misalnya Brazil, Rusia, Afrika Selatan, Turki dan yang lainnya. Prestasi ini turut disokong pula oleh geliat investasi yang membaik.
Ketiga, perbaikan dan penambahan infrastruktur. International Monetary Fund (IMF) mencatat, dalam hal peningkatan infrastruktur, Indonesia menempati peringkat ketiga terbaik se-Asia Tenggara. Indonesia hanya kalah dari Singapura dan Malaysia, yang masing-masing menempati peringkat pertama dan kedua.
Pembangunan infrastruktur telah membawa peringkat Global Competitiveness Indonesia mengalami peningkatan, di mana pada 2017 masuk ke peringkat 36, yang sebelumnya berada di peringkat 41. Tidak hanya itu, peringkat Easy of Doing Business (EoDB) Indonesia naik pesat pada tahun itu, dari 91 menjadi 72. Dan pada tahun ini ditargetkan akan menyentuh peringkat 40.
Keempat, capaian IHSG 2018 yang memenuhi target. Di tengah kondisi pasar saham global yang mengalami kelesuan, kinerja bursa saham Indonesia justru melampaui target pemerintah, dari prediksi 6 ribu terlampaui menjadi 6.194,5. Dan capaian ini terkonfirmasi valid merupakan terbaik kedua se-Asia Pasifik.
Kelima, membaiknya industri perikanan dalam negeri. Hingga kini, neraca perdagangan perikanan Indonesia tercatat nomor satu di Asia Pasifik. Hal ini terjadi karena berhasilnya penerapan kebijakan blue economy.
Dan masih banyak lagi capaian positif lainnya yang tidak mungkin bisa diurai satu per satu di sini. Membanggakan, bukan?
Mudah-mudahan pemimpin dan rakyat Indonesia tidak berhenti bekerja keras demi masa depan yang lebih baik. Amin!
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews