Tantangan tes baca qur’an yang disampaikan oleh Ikatan Da’i Aceh kepada kandidat calon presiden dan wakil presiden yang berkontestasi pada pemilu 2019 disambut baik oleh masyarakat luas, terutama umat muslim di Indonesia.
Tes baca qur’an merupakan salah satu upaya positif dalam mengkampanyekan kesadaran masyarakat untuk mengaji qur’an sejak dini. Bukan merupakan upaya untuk menjatuhkan lawan politik.
Aceh sebagai kakak tertua umat islam di republik ini tentu menginginkan calon pemimpin nasional yang dapat membaca al-qur’an. Aspirasi ini selaras dengan aspirasi mayoritas muslim di Indonesia, kata Rezky Tuanany, Direktur Eksekutif Kaukus Cendekia Muda Indonesia (KCMI)
Masyarakat aceh yang adat dan budayanya berlandaskan syariat islam tentu menginginkan pemimpin nasional yang mengerti agama islam, dimulai dari dapat membaca al-qur’an secara tepat huruf dan tepat bacaan sehingga tidak berubah makna dan arti.
Kami harap ulama yang berada bersama pak prabowo dapat mengajarkan beliau cara membaca qur’an dengan cepat, baik, dan benar. Sehingga bapak prabowo dan tim pemenangannya dapat segera mengkonfirmasi kehadiran untuk tes baca al-qur’an di aceh pada tanggal 15 Januari mendatang, kata rezky.
Tes baca qur’an merupakan salah satu upaya positif dalam mengkampanyekan kesadaran masyarakat untuk mengaji qur’an sejak dini. Bukan merupakan upaya untuk menjatuhkan lawan politik.
Masyarakat aceh yang adat dan budayanya berlandaskan syariat islam tentu menginginkan pemimpin nasional yang mengerti agama islam, dimulai dari dapat membaca al-qur’an secara tepat huruf dan tepat bacaan sehingga tidak berubah makna dan arti.
Menurut data LSI 65 persen dari masyarakat kita buta huruf al-qur’an. Mudah-mudahan para kandidat capres dan cawapres yang bersaing bukan dari bagian tersebut, tutup rezky.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews