Bantuan dari Jokowi itu akan meringankan Polisi dan masyarakat yang was-was dan waspada pada para penjahat yang dibebaskan, dengan dalih asimililasi.
Kebijakan Jokowi melepaskan 30.000 lebih narapidana dari penjara memang top. Demi kemanusiaan. Namun pelepasan itu jelas membuat Polisi semakin waspada. Bebas karena isu Corona, bukannya di rumah malah keluyuran mencari mangsa.
Salah satu napi itu sebut aja (MS) warga Sumenep Madura. Dia begitu keluar tanggal 3 April 2020, malam pada 4 April 2020 langsung melakukan aksi. Maling motor. Sejak pagi dia keluyuran di Pasar Wlingi. Cari sasaran. Malamnya sekitar pukul 20.45 menemukan sasaran.
“Benar, ternyata pelaku ini residivis yang baru keluar tanggal 3 April, besoknya ketangkep mencuri sepeda motor,” kata Kapolsek Wlingi Kompol Purdianto Senin (6/4/2020).
Jokowi seharusnya memikirkan ketika mereka keluar dari penjara harus diberi bantuan. Karena jelas tidak ada pekerjaan setelah mereka dikeluarkan dari penjara. Karena jika terpepet kebutuhan, maka mereka akan kembali berulah, mengulangi kejahatan. Seperti yang dilakukan oleh warga Madura itu.
Jokowi perlu memikirkan bantuan khusus untuk para narapidana yang dibebaskan, dengan kriteria khusus. Yang diberi bantuan hanya yang miskin. Yang berpotensi kelaparan. Padahal kalau di dalam penjara malah aman isolasi.
Bantuan dari Jokowi itu akan meringankan Polisi dan masyarakat yang was-was dan waspada pada para penjahat yang dibebaskan, dengan dalih asimililasi. Untung yang dikeluarkan bukan para koruptor dan teroris. Bisa dibayangkan kalau yang dilepaskan mereka!
Ninoy N. Karundeng, penulis
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews