Perubahan itu hampir pasti akan menjadi kenyataan. Hanya diperlukan 2/3 suara di MPR. Dengan bergabungnya Prabowo, amandemen UUD 45 akan dilakukan dengan mudah.
Di luar negeri kini beredar berita tentang Indonesia: elit politik lagi berusaha mengubah konstitusi.
Tujuannya: agar tidak ada lagi pilpres secara langsung. Di pemilu yang akan datang tidak ada lagi pilpres. Presiden kembali dipilih oleh MPR.
Menurut berita itu pilpres secara langsung hanya menyebabkan terbelahnya bangsa. Seperti yang terjadi di pilpres barusan.
Terpilihnya Puan Maharani sebagai Ketua DPR, La Nyalla Mattalitti sebagai Ketua DPD dan Bambang Susatyo sebagai Ketua MPR sebagai pertanda-pertandanya.
Menurut berita itu, elit politik sekarang ini juga lagi berusaha mengurangi kekuasaan Presiden Jokowi. Tidak disebutkan bagaimana cara mengurangi kekuasaan itu. Hanya sedikit disinggung soal akan ditetapkannya GBHN oleh MPR ke depan.
Ide pemilihan presiden kembali dilakukan oleh MPR pernah terdengar di masa lalu. Hanya saja alasan waktu itu hanya soal biaya yang besar.
Kini alasan itu ditambah soal yang lebih mendasar: perpecahan bangsa.
Pertemuan antar tokoh partai politik belakangan ini harus dikaitkan dengan persiapan perubahan konstitusi itu. Termasuk pertemuan antara Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dengan Ketua Umum PDI Perjuangan dan Ketua Umum Nasdem.
Kalau saja Gerindra sudah sepakat untuk perubahan itu, selesailah.
Perubahan itu hampir pasti akan menjadi kenyataan. Hanya diperlukan 2/3 suara di MPR. Dengan bergabungnya Prabowo, amandemen UUD 45 akan dilakukan dengan mudah.
Saya melihat pergerakan tokoh-tokoh partai belakangan ini dari sisi amandemen itu. Bukan hanya soal bagi-bagi kekuasaan.
Meskipun, amandemen UUD itu prosesnya masih akan sangat panjang dan lama. Belum tentu juga Prabowo mulus jadi satu barisan dengan koalisi pendukung pemerintah.
Berita di luar negeri yang saya ikuti ini seperti memberikan simpati pada Presiden Jokowi. Yang dalam pergerakan-pergerakan itu diposisikan sebagai ditinggal sendirian. Bahasa halus untuk dikucilkan.
Dahlan Iskan
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews