Sleep Paralysis : Ketindihan Mahluk Tak Kasat Mata?

Sleep paralysis terjadi disaat kita tersadar dari tidur sebelum siklus REM selesai dan pada saat tersebut otak belum siap untuk mengirim sinyal bangun sehingga tubuh kita masih berada dalam kondisi setengah tidur dan setengah sadar.

Senin, 25 Desember 2023 | 15:59 WIB
0
146
Sleep Paralysis : Ketindihan Mahluk Tak Kasat Mata?

Banyak dari kalian yang pastinya sudah tidak asing lagi nih sama kata sleep paralysis atau kelumpuhan tidur. Di Indonesia, sleep paralysis mempunyai istilah yang terdengar sangat mistis yaitu ketindihan. Mereka yang sering mengalami hal tersebut tak jarang malah mengobati dirinya ke “orang pintar”, karena sleep paralysis banyak diasosiasikan dengan hadirnya mahluk tak kasat mata yang menindih tubuh penderitanya.


Apa itu sleep paralysis? Apakah termasuk ke dalam hal mistis atau malah termasuk ke dalam gangguan tidur ya?


Sleep paralysis sendiri diartikan sebagai suatu keadaan saat individu tidur nyenyak, kemudian terbangun secara tiba-tiba dan tidak bisa menggerakkan anggota tubuh (cheyne, 2005). Hal tersebut masuk ke dalam gangguan tidur menurut Perry dan Potter (2005). Menurut American Psychiatric Association, gangguan tidur adalah gangguan utama pola tidur normal yang menyebabkan distress dan mengacaukan fungsi tubuh pada siang hari. Gangguan tidur ini dapat terjadi kepada siapa saja.


Berdasarkan gelombang otak, tidur terbagi dalam 4 tahapan. Menurut Perry dan Potter (2005) tahapan tidur diantaranya adalah Non Rapid Eye Movement 1 (tahap tidur yang paling ringan), Non Rapid Eye Movement 2 (tahap tidur yang lebih dalam), Non Rapid Eye Movement 3 (tahap tidur paling dalam), dan Rapid Eye Movement (pada tahap inilah mimpi terjadi). Pada saat tidur, kita melewati tahapan tidur NREM dan REM (Rapid Eye Movement) yang berbeda-beda. Kita memulai dengan tidur NREM, yang memakan sekitar 75 persen dari keseluruham waktu tidur kita, sebelum nantinya akan beralih ke tidur REM. Kemudian, kita akan memulai siklus tersebut dari awal lagi dan beralih dari tidur REM ke Tidur NREM. Siklus dua tidur tersebut akan berlangsung kurang lebih 90 menit.


Sleep paralysis itu sendiri bisa terjadi ketika seseorang tersadar secara tiba-tiba sebelum siklus REM berakhir yang mana siklus REM merupakan siklus tidur paling dalam dan pada saat tersebut seluruh otot sedang berada dalam kondisi rileks. Sehingga saat kita tersadar sebelum siklus REM tersebut selesai, otak belum siap untuk mengirim sinyal bangun sehingga tubuh kita masih berada dalam kondisi setangah tidur dan setengah sadar.


Pravalensi Sleep Paralysis Seberapa Banyak ?


Tentunya, fenomena sleep paralysis merupakan sautu fenomena global yang tidak hanya terjadi pada masyarakat berkearifan lokal dengan gaya mistik sebagai pravalensi utamanya, melainkan terjadi di berbagai regional di dunia. Pada beberapa data dikemukakan bahwasannya sleep paralysis terjadi didominiasi oleh segmentasi remaja, yaitu sebesar 28,3 % yang didalamnya diisi oleh anak berusia 14-17 tahun, yang biasanya fenomena tersebut memuncak pada usia 17-19 tahun. Hal yang serupa terjadi di negara Mexico, yang mana remaja disana mengalami fenomena tersebut dengan beasaran 27,6 % dari populasi remaja disana mengalami sleep paralysis. Selain itu di negara Jepang memiliki besaran yang berbeda dengan angka negara sebelumnya, dimana remaja yang mengalami fenomena tersebut hanya sebesar 8,3 %, dan didominasi oleh mahasiswa hingga mencapai 40% populasi mahasiswa mengalami hal tersebut. Tak kalah banyak, beberapa mahasiswa di Indonesia mengalami sleep paralysis dengan capaian angka sebesar 91,6 % (Tias, et.al, 2019). Maknanya, sebagian besar mahasiswa di Indonesia merasakan stres yang cukup tinggi karena tuntutan yang mereka miliki, sesuai dengan hasil riset dari Canadian tahun 2008 bahwa 65,5 % mahasiswa di Indonesia mengalami kecemasan akademik, sehingga kondisi tersebut akan membuat mereka kesulitan untuk tidur yang membuat rusak siklus tidurnya, akibatnya tubuh mereka terlalu lemah dan mengalami kelelahan berlebih hingga pada akhirnya hasilnya korelatif dengan potensi sleep paralysis yang mereka alami (Dalam Permata, K. A., & Widiasavitri, 2019).


Gejala Sleep Paralysis


Gejala dari sleep paralysis biasanya berlangsung selama beberapa menit dan yang paling umum dirasakan ketika kalian mengalami sleep paralysis adalah tidak bisa bergerak ataupun berbicara, padahal di saat tersebut kalian sudah terbangun dari tidur. Selain itu juga terdapat gejala lain yang mungkin juga kalian rasakan selain tidak bisa bergerak atau berbicara, diantaranya adalah sulit untuk bernapas dan mengalami halusinasi.


Karena halusinasi tersebut banyak sekali yang beranggapan kalau sleep paralysis merupakan kejadian mistis dimana terdapat mahluk tak kasat mata yang sedang menindih kita ketika sedang tidur.


Bagaimana Ya Cara Mengatasi Sleep Paralysis?


Jika suatu saat kalian mengalami kejadian tersebut, kalian harus berusaha untuk tidak panik karena sensasi panik saat mengalami sleep paralysis justru akan membuat kalian semakin tertekan. Cobalah untuk tetap tenang dan tarik napas lalu hembuskan. Ulangi untuk beberapa kali, selain itu coba untuk menggerakkan jari-jari kaki ataupun tangan.


Untuk mengurangi kondisi tersebut disarankan untuk menerapkan pola hidup sehat seperti tidur yang cukup selama 7-9 jam per hari, selain itu juga biasakan untuk tidur dan bangun di jam yang sama, karena kebiasaan ini akan mendukung jam biologis tubuh dan keseluruhan fungsi tubuh secara optimal.


Jadi, Kesimpulannya Adalah…


Sleep paralysis terjadi disaat kita tersadar dari tidur sebelum siklus REM selesai dan pada saat tersebut otak belum siap untuk mengirim sinyal bangun sehingga tubuh kita masih berada dalam kondisi setengah tidur dan setengah sadar. Jadi dapat disimpulkan kalau Sleep paralysis bukanlah suatu hal mistis ya teman-teman!


Referensi


Halodoc, R. (2020, March 6). Disebut Ketindihan, Ini Fakta Tentang Sleep Paralysis. https://www.halodoc.com/artikel/disebut-ketindihan-ini-fakta-tentang-sleep-paralysis


Rousch, Carolys. (2023, October 5). Everything You Need to Know About Sleep Paralysis. https://amerisleep.com/blog/sleep-paralysis/


Permata, K. A., & Widiasavitri, P. N. (2019). Hubungan antara kecemasan akademik dan sleep paralysis pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Udayana tahun pertama. Jurnal Psikologi Udayana, 6(01), 1.


Tias, N. K. D. H., Utami, D. K. I., & Marita, A.(2019). PREVALENSI DAN KARAKTERISTIK KEJADIAN SLEEP PARALYSIS PADA REMAJA SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI DI DENPASAR.