Pemerintah telah memberikan jaminan bahwa stok pangan aman selama Ramadhan hingga Lebaran nanti, sehingga masyarakat diminta untuk tidak khawatir. Telah banyak upaya yang dilakukan oleh Pemerintah termasuk supaya stabilitas harga juga terjamin.
Sebanyak 12 bahan pangan pokok seperti beras, bawang putih, cabe rawit merah, daging ayam, minyak goreng dan sebagainya ditegaskan oleh Syahrul Yasin Limpo selaku Menteri Pertanian bahwa seluruh stok di pasar telah tercukupi ketersediaannya.
Ditambahkan olehnya bahwa Pemerintah sendiri bahkan telah menjamin ketersediaan minyak goreng dengan memberikan suplai sebanyak 17 ribu ton dengan konsumsi yang hanya 9 ribu ton, sehingga sudah melebihi.
Bahkan Menteri Pertanian ini akan terus melakukan Inspeksi Mendadak ke berbagai pasar tradisional untuk melakukan pengecekan mengenai ketersediaan bahan pangan pokok dan juga bagaimana pemantauan harganya ke masyarakat.
Dirinya akan menyasar mulai dari para distributor, importir dan sebagainya dan terus melakukan koordinasi dengan Pemerintah Daerah supaya bisa lebih aktif lagi.
Pejabat Eselon I dan II dari Kementerian Pertanian pun juga terus dikerahkan selama satu minggu pertama di Bulan Ramadhan untuk terus melakukan pengecekan dan turun langsung ke lapangan supaya bisa memberikan warning jika ditemukan pelanggaran hingga membuat kelangkaan stok.
Tentunya seluruh upaya tersebut terus dilakukan untuk menjamin adanya ketersediaan stok bahan pagan pokok selama Ramadhan dan menjelang Lebaran.
Senada dengan temuan Kementerian Pertanian di lapangan, pihak Pemprov DKI Jakarta juga melaporkan bahwa kebutuhan bahan pangan selama bulan Ramadhan sampai Hari Raya Idul Fitri nanti sudah terjamin aman dan harganya akan terus diusahakan tetap stabil.
Tentunya dengan adanya laporan bahwa ketersediaan stok bahan pangan ini aman dan terjaga, maka diharapkan ke depannya supaya tidak ada yang namanya inflasi selama Ramadhan ini.
Pemerintah optimis bahwa inflasi tidak akan terjadi di Indonesia lantaran inflasi hanyalah terjadi apabila permintaan barang sangat tinggi namun ketersediaannya terbatas sehingga otomatis barang langsung harganya melambung jauh. Namun, justru di Indonesia telah dijamin bahwa stok berbagai macam bahan pangan pokok sudah dinyatakan aman, sehingga tidak akan mungkin terjadi inflasi.
Pemantauan juga akan terus menerus dilakukan oleh Pemerintah dan berkoordinasi dengan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) untuk memperoleh perkembangan mengenai ketersediaan stok dan juga bagaimana laporan stabilitas harga di tengah pandemi COVID-19 seperti sekarang ini sehingga nantinya akan langsung bisa dilakukan tindakan tertentu dengan secepatnya.
Khususnya Pemprov DKI Jakarta sendiri bahkan sudah memiliki berbagai macam strategi untuk bisa terus menjamin stabilitas harga pangan, ketersediaan pasokan hingga kelancaran distribusi ke masyarakat. Upaya monitoring atau pemantauan jelas akan terus dilakukan termasuk juga pengawasan gudang, selain itu pihaknya akan melakukan pengamanan stok Ramadhan hingga pengawasan mutu pangan.
Mengenai kelangkaan minyak goreng yang beberapa waktu sempat terjadi, dikatakan oleh Kementerian Perindustrian bahwa stoknya akan terjamin selama Ramadhan hingga Lebaran nanti karena Pemerintah saat ini juga tengah menggelontorkan secara bertahap minyak goreng tersebut. Perombakan total kebijakan mengenai mintak goreng sawit (MGS) bahkan langsung dirombak total oleh Pemerintah yang semula berbasis perdagangan menjadi berbasis industri supaya penyaluran ke masyarakat menjadi jauh lebih efektif dan pemantauan menjadi lebih mudah.
Untuk itu dihimbau pula kepada seluruh masyarakat supaya bisa terus optimis dan tidak perlu panik supaya hanya membeli barang yang memang sesuai dengan kebutuhannya saja. Karena apabila masyarakat mengalami kepanikan dan bahkan melakukan panic buying, maka justru distribusi bahan pangan pokok bisa terancam tidak merata dan bisa dijangkau oleh seluruh lapisan warga.
Ahmad Dzul Ilmi Muis, Penulis adalah Alumni Unair
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews