Pemerintah terus menggencarkan program vaksinasi keberbagai wilayah di Indonesia. Masyarakat pun diimbau untuk mengikuti program vaksinasi lengkap yang ampuh menekan risiko long Covid-19.
Vaksinasi adalah hal yang wajib dilakukan saat pandemi, karena bisa memperkuat ketahanan tubuh dari Corona. Selain itu, jika mayoritas penduduk Indonesia sudah divaksin, maka akan terbentuk kekebalan kelompok sehingga kondisi pandemi bisa diakhiri.
Masyarakat sudah sadar bahwa vaksin amat penting, tak heran mereka tertib untuk divaksin di RS atau Puskesmas.
Vaksin yang diperlukan oleh tubuh bukan hanya satu kali tetapi sampai 2 kali, dan jarak antar suntikan adalah 6 bulan. Jika lebih maka harus disuntik ulang untuk mendapatkan kembali khasiatnya.
Setelah itu ada vaksin ketiga alias booster yang menyempurnakan, sehingga kekebalan tubuh akan makin kuat. Baru dibilang lengkap dan kita siap bertahan di masa pandemi, tentu dengan mematuhi protokol kesehatan.
Selain menghindarkan dari Corona, vaksinasi lengkap juga menekan risiko long Covid. Vaksinasi lengkap bisa menekan risiko long Covid karena manusia memiliki daya tahan tubuh yang lebih kuat jika sudah 2 kali diinjeksi vaksin. Ayo vaksin karena masih gratis dan 100% halal.
Studi dari Badan Keamanan Kesehatan Inggris menemukan bahwa orang yang sudah divaksin lengkap (2 dosis) lebih kecil mengalami long Covid alias gejala Corona berkepanjangan. Long Covid adalah kondisi di mana tubuh merasa sakit dan bergejala, padahal sudah dinyatakan negatif. Ketika sakit maka rasanya bingung, harus minum obat atau cukup istirahat dan mengkonsumsi suplemen. Oleh karena itu lebih baik vaksin daripada menderita long Covid.
Efek dari long Covid-19 bisa berlangsung dari seminggu hingga berbulan-bulan. Gejalanya antara lain mudah lelah, sesak nafas, pusing, nyeri sendi, insomnia, kesemutan, sakit telinga, dan diare. Anda tentu tidak mau kena long Covid dan terinfeksi Corona, bukan? Alangkah tidak enaknya ketika tubuh tepar selama waktu yang lama, oleh karena itu jangan lupa vaksin dan tetap disiplin dalam protokol kesehatan.
Manusia yang divaksin memang sehat tetapi ketika ia punya komorbid dan daya tahan tubuhnya turun, serta lalai dalam protokol kesehatan, maka bisa kena Corona. Jangan bilang kalau percuma vaksin karena vaksin tetap berfungsi melindungi tubuh. Ketika apes kena Corona maka risiko kematian tidak akan terjadi karena imunitas tubuhnya lebih tinggi.
Memang bisa saja yang sudah divaksin terinfeksi virus Covid-19 saat lupa dan menurunkan masker di tempat umum. Akan tetapi walau kena Corona, tetapi orang yang sudah divaksin akan lebih cepat sembuh dan gejalanya hanya ringan. Di antaranya jarang yang kena anosmia dan tidak kena sesak nafas yang berat, dan hanya 30% yang mengalami demam tinggi.
Jangan mengambil risiko untuk kena Corona dengan gejala berat lalu kena long Covid-19, karena pasti rasanya tidak enak. Saat ingin tidur malah kesusahan dan sendi rasanya kaku sekali. Jangan tolak vaksin karena jika kena Corona maka risiko terbesarnya adalah kematian. Pandemi memang memakan korban tetapi jaga nyawa ini agar tidak tercabut oleh malaikat, dengan vaksin dan disiplin protokol kesehatan.
Vaksinasi lengkap (sampai 2 kali) dan booster bisa menekan risiko long Covid. Tubuh akan lebih sehat dan kuat, dan ketika kena Corona maka hanya bergejala ringan. Segeralah vaksin jika belum mendapatkannya, karena vaksin melindungi diri di masa pandemi.
Astrid Widia, Penulis adalah kontributor Lingkar Pers dan Mahasiswa Cikini
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews