Niat pemerintah untuk memperbaiki terus di curigai, protesnya dari parlemen sampai di pinggir jalan. Setelahnya menguap bersama kepentingan.
Israel antara hujatan dan manfaat. Bangsa ini bak sekumpulan manusia yang mengganggu manusia lain. Kita pun di sini terbawa amarah kalau sudah bicara tentang mereka.
Seolah kita sebagai pembela Palestina wajib ikut berburuk sangka atas semua prilaku bangsa Israel. Padahal yang kita bela ketua Hamas-nya tinggal di Qatar dengan kekayaan 16 triliun. Perang Palestina bukan murni urusan negara, tapi di dalamnya banyak transaksi dan komisi dagang yang harus dipiara.
Gus Dur pernah melawat ke sana, kalau tidak salah ketua PBNU yang sekarang juga pernah ke Israel. Kalau saja pemikir Islam dengan keilmuan yang begitu tinggi bisa datang ke Israel, saya berkesimpulan bahwa ada yang salah bagi orang yang hanya ikut-ikutan membenci tanpa mengerti substansinya.
Saya ikut pemikiran Gus Dur, bahkan soal toa masjid sudah ditulis Gusdur 40 tahun yang lalu, begitu jelas dan jernih kenapa suara kebisingan dari rumah ibadah itu harus dihindari, ibadahnya bagus caranya yang kurang apik.
Kembali kepada bangsa Israel, manusia dengan ras keunggulan luar biasa ini berkontribusi pada wilayah kemanusiaan, terlepas ada pro kontra sudah menjadi hal yang biasa selama manusia punya kepentingan baik buruk pun berdampingan sepanjang zaman.
Israel baru menemukan dua temuan yang luar biasa untuk kehidupan manusia. Baru saja mereka merilis temuan kornea mata sintetis yang memberi harapan kepada para tunanetra, jutaan manusia ada harapan bisa melihat keindahan dunia. Israel juga menemukan daging buatan dari sel sapi, sehingga kelak manusia bisa makan daging sapi non ternak dengan gizi prima.
Saya pernah ke Maroko melihat buah semangka yang beratnya 30 kg dalamnya nyaris 100% merah tanpa pinggiran putih, bibitnya dari Israel.
Ethiopia dihijaukan oleh Israel, sehingga hampir 70% lahan pertanian di sana disentuh oleh teknologi Israel termasuk mesin penyedia air minum di tengah gurun yang mengolah udara menjadi air siap saji.
Sekarang China sudah hadir juga di Ethiopia, lengkaplah negeri ibunya nabi Ibrahim ini dimanusiakan oleh tangan orang yang selalu dikutuk manusia lain yang bahkan membuat isi Staples saja tak bisa.
Orang lain sudah jauh bermanfaat, kita masih terbelenggu oleh keangkuhan mengaku dekat dengan Tuhan, tapi ironinya tak mencerminkan klaim itu sendiri. Ribut saja murahan, urusan toa, urusan celana, jenggot, halal haram, tidak mampu beranjak dari perdebatan norak karena ilmunya cekak.
Saat ini disaat Tuhan menghadirkan orang luar biasa memimpin Indonesia malah di caci maki, framing menjatuhkan Jokowi sudah dari segala lini, untung Tuhan masih berbaik hati Jokowi masih mengabdi, tapi manusia cekak otak seperti kita ini masih tak mengerti. Otak udang kata orang Medan.
Bulan-bulan ini kita disibukkan oleh hal-hal sepele lagi. Dari mulai Nusantara, BPJS, Suara azan, Wayang, dll. Niat pemerintah untuk memperbaiki terus di curigai, protesnya dari parlemen sampai di pinggir jalan. Setelahnya menguap bersama kepentingan.
Saya adalah peserta BPJS bersama semua keluarga, tapi maaf kami harus bayar mahal RS, kami pakai Prudential. Jadi BPJS harus dipaksakan memang, karena didalam prosesnya melibatkan jutaan orang yang berkepentingan. Uang iuran yang kita bayarkan dipakai orang lain yang membutuhkan, apa mau bayar 300 ribu dikasi sakit empedu.
So berhentilah jadi tukang cibir, belajarlah kepada Israel agar kelak mati tak mubazir.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews