Kita percayakan kepada Presiden Jokowi yang selama ini telah kita dukung, kita pilih, sampai-sampai kita rela berkorban waktu, tenaga dan uang untuk menjadi pendukung dan relawan Jokowi-Amin.
Saya diberitahu oleh seorang sahabat senior yang memahami seluk-beluk ilmu ke-lapas-an bahwa ternyata para narapidana termasuk para napi koruptor yang dibebaskan itu sesungguhnya bukanlah dibebaskan begitu saja. Hukuman tetap berjalan. Hanya saja dipindahkan dari lapas ke rumah masing-masing.
Terkait dengan pandemik virus corona (corona virus disease 2019) dimana untuk mencegah meluasnya penularan harus dilakukan social distancing atau physical distancing. Di dalam lapas tidak bisa lagi menerapkan social distancing atau physical distancing.
Mengingat di dalam lapas sudah penuh sesak.
Yang perlu diketahui adalah lapas adalah bukan tempat untuk membalas dendam terhadap para pelaku tindak kriminal, bandar narkoba, pelaku korupsi apalagi para pemakai narkoba. Lapas ialah tempat untuk memberikan edukasi, pembelajaran agar nanti setelah habis masa hukuman, para penghuni lapas itu akan menjadi insyaf dan bertobat. Dan kembali bisa hidup dalam masyarakat.
Maka, pemerintah melalui Kemenhumkam, mencari solusi dengan cara "memindahkan" para napi itu ke rumah masing-masing. Mereka itu tetap harus mrnjalani masa hukumannya di rumah masing-masing. Masa hukuman tetap berlaku.
Selama para napi yang "dirumahkan" itu, yang menjalani masa hukuman di rumah masing-masing, tentu ada perangkat aturan hukum atau UU yang mengatur. Misalnya, melarang napi untuk bepergian dan pelesiran.
Kita selaku masyarakat "wait and see" saja. Kita percayakan kepada Presiden Jokowi yang selama ini telah kita dukung, kita pilih, sampai-sampai kita rela berkorban waktu, tenaga dan uang untuk menjadi pendukung dan relawan Jokowi-Amin.
#BadaiPastiBerlalu.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews