Satu Kepentingan Dahlan Iskan

Sikap "nothing to lose" bukan berarti dia tak mau kerja keras. Dia pekerja keras. Sangat keras malah. Hanya saja jika tak berhasil, beliau bisa santai, tidak stres karena "nothing to lose".

Selasa, 7 April 2020 | 08:08 WIB
0
720
Satu Kepentingan Dahlan Iskan
Dahlan Iskan (Foto: nusantaranews.co)

Pak Dahlan Iskan setelah tidak bekerja lagi di Jawa Pos (koran yang dia besarkan dan membesarkan namanya) aktif menulis minimal satu kali tiap hari di website pribadinya disway(dot)id. Saya rasa ada satu kepentingan yang dia tunjukkan dalam tulisan-tulisannya. Apa itu?

Saya suka tulisan pak Dahlan Iskan karena tulisannya itu enak dibaca, dia bisa menjelaskan yang ruwet menjadi sederhana, runut, dan yang paling penting lagi: obyektif.

Kalau mungkin agak ada kecenderungan ke politik, paling sedikit ke arah SBY, mungkin karena pernah jadi menteri di era SBY. Tapi itupun setahu saya sangat sedikit atau bisa dibilang hampir tidak ada.

Tahun 2014, dia dukung Jokowi. Tahun 2019 dia dukung Prabowo. Fakta itu setidaknya menunjukkan dia bukan cebong atau kampret yang fanatik sama pilihan politik. Mau dukung siapa, suka-suka saja, sesuai apa yang sedang dia rasakan.

Sekarang ini, dia suka menyatakan dirinya sebagai "bukan siapa-siapa" untuk menunjukkan kerendahhatiannya. Namun sebenarnya itu bukan pernyataan rendah hati, tapi lebih menyatakan diri bahwa dia tak lagi punya beban dan tak punya kepentingan apapun saat menulis.

Kegiatan menulis baginya bukanlah dalam rangka membangun opini atau "pesanan" dari pihak lain. Menulis baginya adalah menikmati hidup dan tetap memberikan manfaat ke banyak orang yang mau baca tulisannya.

Kita harus tahu bahwa setelah beliau operasi "ganti hati", beliau selalu menunjukkan rasa syukurnya bahwa dia diberi "nyawa bonus" sehingga dia sekarang jauh lebih bersikap "nothing to lose". Tak ada yang mencegahnya menulis, karena dia tak punya kepentingan apapun. Kalau misal ada yang dia "rem" saat menulis hanyalah karena pertimbangan nanti bisa membuat masyarakat panik atau sejenisnya.

Sikap "nothing to lose" sebenarnya sudah jadi bawaannya (mungkin) sejak lahir. Lahir di keluarga sangat sederhana (baca: miskin) di desa, di lingkungan yang mengajarkan agama dengan baik, membuat hidupnya lebih banyak bersyukur. Berhasil ya Alhamdulillah, nggak berhasil juga tidak masalah. Toh dari lahir juga tidak punya apa-apa.

Namun, sikap "nothing to lose" bukan berarti dia tak mau kerja keras. Dia pekerja keras. Sangat keras malah. Hanya saja jika tak berhasil, beliau bisa santai, tidak stres karena "nothing to lose".

Nah, sudah dasar karakternya seperti itu, ditambah kesempatan dapat "nyawa bonus", dia semakin "nothing to lose".

Secara finansial sangat mampu, tidak lagi terikat pekerjaan yang punya beban besar, tampaknya dia saat ini lebih menikmati hidup dengan bahagia. Perbanyak ibadah, habiskan waktu dengan keluarga, keliling dunia, dan tetap menulis. What a life!

Secara politik ataupun secara bisnis, tulisannya tak punya tendensi, tak punya kepentingan. Kadang ke utara, kadang ke selatan. Kadang ngetan, kadang ngulon. Bebas, tanpa beban.

Hanya satu, kepentingan pak Dahlan Iskan saat ini dalam menulis, yaitu: Dia ingin tulisannya bisa menjadi tulisan yang bisa dipercaya!

Jika seorang penulis sudah punya kepentingan seperti itu, itu berarti tulisannya (apapun temanya) layak dibaca. Layak dipercaya.

***