Yang dibawa oleh manusia-manusia tiada kepedulian. Yang hanya memikirkan diri sendiri. Yang memikirkan kenikmatan surganya sendiri.
Kota Qom di Iran, 150-an kilometer dari Teheran, sudah lama dikenal dunia sebagai kota suci kaum Syiah. Di kota ini ini terdapat makam Fatimah al-Ma'sum, saudari Imam Ali, yang begitu disucikan. Jutaan penganut syiah datang ke sana setiap tahunnya untuk berziarah.
Dari kota ini pulalah, dari berkumpulnya begitu banyak manusia, penyebaran virus Corona di Iran tak terkendali. Korban terbesar virus Corona di luar China adalah di Iran -- mayoritas di kota Qom yang berpenduduk sejuta orang.
Di Malaysia, lonjakan angka penyebaran virus Corona terjadi setelah acara besar ijtima’ tahunan Jamaah Tabligh yang diselenggarakan di Masjid Jamek Sri Petaling, Kuala Lumpur. Acara itu berlangsung empat hari dari tanggal 28 Februari sampai 3 Maret 2020. Yang hadir sedikitnya 16.000 orang dari berbagai negara, termasuk 696 orang dari Indonesia.
Pada 15 Maret 2020, pemerintah Malaysia mengumumkan 190 kasus baru virus Corona, lonjakan terbesar dalam sehari. “Sebagian besar kasus baru ini terkait dengan kluster yang melibatkan pertemuan ‘ijtimak tabligh’ di Masjid Jamek Sri Petaling,” kata Menteri Kesehatan Malaysia, Datuk Seri Dr Adham Baba.
Saudara-saudara yang budiman. Hari ini kita dengar, jamaah tabligh yang sama menggelar acara dunia di Indonesia. Ijtima Dunia Zona Asia 2020 digelar di kawasan Pakatto, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.
Sedikitnya 400 warga negara asing telah hadir, dari Pakistan, India, Malaysia, Arab Saudi, Bangladesh, Thailand, sampai Filipina. Dari Indonesia, ribuan datang dari 30-an provinsi. Mereka ditampung di tenda-tenda di sebuah lapangan terbuka.
Apakah mereka yang hadir ini tahu berbahayanya kerumunan orang di tengah merebaknya virus Corona di dunia? Dari video yang beredar, mereka sangat tahu.
Sungguh, saya tidak tahu bagaimana hendak mengomentari atau menyebut kelakuan orang-orang ini. Saya kehabisan kata-kata.
Saya hanya menyelipkan doa dan harapan untuk keluarga, sanak saudara, dan rakyat Sulawesi Selatan, semoga mereka terlindung dari marabahaya. Yang dibawa oleh manusia-manusia tiada kepedulian. Yang hanya memikirkan diri sendiri. Yang memikirkan kenikmatan surganya sendiri.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews