Du Bus mengeluarkan Peraturan Pemerintah 97 tentang Kebebasan Pelaksanaan agama di Nusantara: Pelaksanaan semua agama mendapat perlindungan Pemerintah."
Du Bus, lengkapnya Leonard Pierre Joseph Dubus de Gisignies, tokoh yang wajib disebut dalam sejarah misi dan Gereja Katolik Batavia, terutama Borneo. Komisaris Jenderal Hindia Belanda (1826-1830) yang merupakan seorang Katolik yang taat ini juga membangun Fort Du Bus di Pontianak.
Saya menemukan tiga sumber primer untuk mulai menuliskan perannya di dalam memuluskan misi Propaganda Fide, bagaimana komunikasi dengan delegat apostolik Australasia di Sydney (J. Panico) sebelum Batavia dijadikan Vicariat Apostolik.
Orang silau dengan Jan Pacificus Bos OFM Cap sebagai perintis misi Katolik di Borneo (1905), ketika wilayah itu kemudian menjadi Borneo Olandese. Padahal, perintis sebelumnya adalah para pater Ordo Jesuit, semisal Staal SJ dan peranan yang dimainkan Du Bus.
Tahun 1826-1928, ningrat dari Vlaanderen, Belanda Selatan (Belgia) ini bekerja sama intens dengan Mgr. Prinsen dan bersepakat menetap di Batavia sebagai "mater ecclesiae"-nya Nusantara.
Adakah hubungan saling menguntungkan, atau bahkan Misi Katolik menjadi kaki tangan kolonial?
Sama sekali tidak ada!
Kegiatan misi dan pekerjaan pastoral Misi Katolik dihadang, bahkan dilarang oleh pemerintah kolonial. Hal itu dicatat Jan Bank dalam "Katholieken en de Indonesische Revolutie" (1983: 2-11) bagaimana Mgr. Groof diintimidasi dan bahkan diskor serta diusir Gubernur Jenderal Rochussen.
Bahkan, beberapa pejabat teras pemerintah Hindia Belanda anti-Katolik (freemason) --sebagian masih merupakan buntut dari Reformasi, konflik Leo X dengan Marthin Luther yang berdampak luas.
Du Bus, sebagai buah dari campur tangan Raja Willem I serta memenuhi instruksi dari Raja Loius dari Prancis, seorang Katolik sejati. Saat itu, di atas langit ada langit. Belanda di masa itu di bawah Perancis. Loius-lah yang meminta di wilayah Hindia Belanda kran kebebasan memeluk dan memilih agama diberlakukan.
Du Bus mengeluarkan Peraturan Pemerintah 97 tentang Kebebasan Pelaksanaan agama di Nusantara: Pelaksanaan semua agama mendapat perlindungan Pemerintah."
Waktu itu, Nusantara seakan-akan menjadi kavling bagi Protestan. Tentu, dengan pelaksanaan secara saksama. Tidak semua hal bisa dicampuri kecuali atas izin pejabat kolonial. Tentang hal ini, akan dibahas kemudian.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews