Selebihnya selain pujian para penulisnya juga memberikan tafsir dan kritik terhadap karya-karya saya dalam buku ini. Ada yang lugas, ada yang tersamar.
Buku kumpulan Puisi Religi karya tunggal saya berjudul “Mata Burung Gagak Gitaris Rock” bulan lalu, Pebuari 2022 (100 halaman + xvi), terbit, tapi karena berbagai kesibukan, saya baru mengambil 10 sampel atau contohnya Rabu, 2 Maret 2022. Selebihnya minggu depan bakal saya ambil lagi.
Dalam buku ini, saya meminta 12 teman untuk memberikan kesan dan kritiknya terhadap karya-karya puisi yang terdapat dalam buku ini. Mereka ialah:
Tommy F Awuy (filosof);
Sugiono MP (sastrawan senior);
Afrizal Anoda (wartawan, pemain film dan sastrawan);
Rita Srihastuti (anggota LSF dan wartawan);
Benny Benke (wartawan dan sastrawan);
Khairul Jasmi (wartawan senior);
Amir Machmud NS (wartawan dan penyair);
Des Alwi (diplomat dan penulis cerita pendek);
Arthur John Horoni (Kriktikus musik dan budayawan);
Fahrunnas MA Jabbar (wartawan, penyair dan dosen);
Heryus Saputro, dan
Achmad Istiqom (wartawan, penulis buku dan penyair).
Saya ingin secara khusus menyebut nama Achmad Istiqom. Ketika dia memberikan catatannya terhadap buku ini, pendek saja, wartawan olah raga dan dan redaktur budaya ini masih sehat wal alfiat. Dia merasa terkejut, saya yang dari kasat mata tak bersetuhan dengan urusan religius, kok menulis puisi religi.
Ketika buku ini dalam proses penerbitan, giliran saya yang terkejut. Sobat yang selalu energik, semangat dan optimis, dipanggil menghadap Sang Pencipta. Ada rasa sedih dan haru yang sulit saya lukisan.
Sebelum wafat, dia juga saya ajak gabung membantu Ketua MPR, Bambang Susatyo, menulis buku. Ini karena kami pernah sama-sama di harian berwarna pertama pertama di Indonesia, Prioritas dan majalah Vista.
Saya dan Iqtiqom pun sempat bakal menerbitkan Koran perempuan. Kendati semua sudah siap, tetapi karena kesibukan masing-masing, penerbitan koran perempuan itu urung terjadi.
Buku ini menjadi kenangan khusus terakhir saya dengan Istiqom, seorang penulis yang jujur dan selalu siap membantu teman. Alfatihah buat Istiqom.
Selebihnya selain pujian para penulisnya juga memberikan tafsir dan kritik terhadap karya-karya saya dalam buku ini. Ada yang lugas, ada yang tersamar. Untuk bagian yang memujinya dapat dibaca sendiri di dalam bukunya. Sebaliknya disini justeru akan dicukil sedikit yang kritis terhadap buku ini.
Sugiono MP di akhir ulasannya menulis,”Dan itulah warna puisi jurnalis, puisi pragmatis masa depan…..”
Afrizal Anoda, setelah memberi penafsiran, langsung “menusuk” dengan kalimat, “Terlepas dari pemborosannya menggunakan kata-kata, diksi yang itu-itu saja, dan ritma yang sederhana. Mungkin karena Wina ingin semuanya mudahndifahami, tidak berbunga-bunga…”
Benny Benke berujar, “Meski kebahasaan atau kesastraaannya, dapat kita diskusikan….”Kepada semuanya tiada lain selain ucapan terima kasih, takzim dan membuat saya merasa terhormat. Penjelasan mereka menjadikan karya-karya saya memperoleh mendapat pemaknaan yang luar biasa.
Tabik...
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews