Akun sosmed itu rumah maya kita. Pemiliknya pengin bersih dan menarik. Bukan sebaliknya, justru rumah itu malah dipenuhi sampah-sampah berita hoaks dan ujaran kebencian.
Informasi hoaks dan ujaran kebencian mudah ditemukan di media sosial. Judul berita yang cukup provokatif sering menarik hati. Tanpa berpikir panjang, informasi itu disebarkan. Usut punya usut, ternyata informasi itu hoaks dan sangat tendensius.
Tulisan-tulisan di media sosial itu bisa memancing beragam komentar. Baik pro maupun kontra. Namun, sering itu diabaikan begitu saja. Tiada rasa bersalah sama sekali orang yang menyebarkannya. Boro-boro minta maaf. Ketahuilah bahwa tulisan, meskipun sekadar komentar, bisa menjadi pahala dan atau sekaligus dosa jariyah.
Ada lima etika yang perlu diperhatikan saat bermain di sosial media, yakni :
1. Jaga Kata
Pilihlah kata yang sopan. Niat baik harus diikuti cara yang baik pula. Meskipun isi mungkin komentar baik dan bermanfaat, itu akan diabaikan karena kata-katanya tidak sopan. Tulisan kita adalah gambaran isi kepala.
2. Berpikirlah Dewasa
Pikirkan masak-masak sebelum komentar atau share informasi. Salah "klik" bisa berakibat fatal. Maka, usahakan komentar sesuai dengan bidang atau passion-nya. Ini semata agar kebebasan di sosmed tidak menjadi senjata makan tuan. Jangan merasa lebih pintar dari yang lain.
3. Tahan Diri Saat Emosi
Tidak bermain di sosmed saat marah, dendam, atau sakit hati. Tidak ada kebaikan sedikit pun dari kemarahan. Maka, jauhkan hape dari jangkauan tangan ketika hati sedang gundah. Tidak ada perbedaan akibat karena kecerobohan.
4. Gunakan Narasi sebelum Share
Entah link berita, dokumen, video atau foto, awali dengan narasi seputar isinya. Jangan sampai kita share sesuatu, tetapi kita malah belum membaca isinya. Dari sini juga pembaca bisa berpikir untuk memberikan solusi. Tangan jauh dari kepala agar pemiliknya berhati-hati dengan jarinya.
5. Segera Hapus Bila Infonya Salah
Informasi hoaks atau palsu akan menjadi dosa jariyah bagi orang yang menyebarkannya. Ujaran kebencian bisa menyebabkan kisruh, pertengkaran, pertikaian, hingga perang. Sepintas sepele, tapi akibat kerusakannya sangat dahsyat.
Akun sosmed itu rumah maya kita. Namanya juga rumah, tentu pemiliknya pengin bersih dan menarik. Bukan sebaliknya, justru rumah itu malah dipenuhi sampah-sampah berita hoaks dan ujaran kebencian. Jangan sampai kita punya tabungan dosa jariyah akibat latah. Na'udzubillaahi min dzalik.....
Firman Allah:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَىٰ مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ
“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, Maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu". (QS al-Hujurat : 6)
Johan Wahyudi
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews