Karena banyak naskah lay-out yang harus diperiksa langsung, BHM sepertinya dia lupa untuk menemui tamunya. Sang dokter ahli pun tahu diri.
Hari ini, 20 tahun silam. Berita pertama saya dimuat di halaman muka. Isinya tentang kajian empat dokter ahli yang disampaikan kepada pimpinan MPR pada akhir Maret 2001. Mereka adalah ahli neurology (syaraf), psikiatri (kejiwaan), dan ophtalmology (penglihatan).
Pada intinya, mereka menyatakan Presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) mengalami halangan dan tak mampu melaksanakan tugas sebagaimana mestinya. Cawe-cawe para dokter ini menambah panas situasi politik. Kala itu, Gus Dur tengah digoyang lewat Pansus Buloggate.
Keesokan harinya saya ditugasi untuk mewawancarai kembali salah satu dokter ahli itu. Namanya saya lupa, tapi di tinggal di Jalan H Nawi. Sang dokter menerima kedatangan saya siang itu dengan ramah. Dia kembali mengungkapkan bahwa apa yang disampaikan kepada MPR bukan hasil pemeriksaan langsung, tapi cuma tinjauan dari penampilan sehari-hari Gus Dur seperti terlihat di media massa, khususnya televisi.
Laporan saya disunting Widjayanto, Kepala Tempo News Room. Cuma begitu terbit, dokter yang saya wawancarai bersama dua temannya datang ke kantor redaksi di Kebayoran Center. Mereka menilai ada yang kurang akurat dalam berita yang terbit itu. Saya setuju. Ada semacam bias, atau pemelintiran.
Tak cuma itu. Sang dokter juga meminta bertemu dengan Pemred Bambang Harymurti (BHM). Dia mengaku termasuk yang menangani BHM saat menjadi bakal calon astronot.
Saya jadi kembali ngeh bahwa BHM pernah menjadi calon astronot cadangan, selain Ir Taufik Akbar pada pertengahan 1980-an. Astronot utamanya dari Indonesia kala itu adalah ahli Mikrobiologi Dr Pratiwi Sudarmono. Tapi kemudian proyek tersebut batal pemanen karena Challanger meledak setelah 73 detik mengudara pada 28 Januari 1986. Ketujuh awak di dalamnya tentu luluh lantak menjadi debu.
Saya sampaikan ke mas BHM yang tengah berada di ruang desain. Tapi karena banyak naskah lay-out yang harus diperiksa langsung, sepertinya dia lupa untuk menemui tamunya. Sang dokter ahli pun tahu diri. Setelah menanti lebih dari 30 menit tanpa kepastian, dia dan sejawatnya undur diri.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews