Dari dua cerita ini, jelas bahwa agama itu tidak melulu serius. Wong Rasulullah, suri tauladan kita, uswatun hasanah kita, juga berhumor.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillah wa syukurillah, hari ini Allah Subhanahu Wa Ta’ala mengizinkan kita untuk menjalani bulan Ramadan hingga kita telah seminggu berpuasa, dan memasuki malam kedelapan tarawih. Semoga semangat ibadah dan takwa kita tetap terjaga meski dalam situasi pandemi, dan semoga Allah berikan kita kesempatan untuk menyelesaikan bulan Ramadan ini, juga agar kita bisa berjumpa lagi dengan Ramadan di tahun-tahun berikutnya.
Tak lupa marilah kita berselawat kepada Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wa Sallam, dan moga-mogalah kita termasuk orang-orang yang beruntung mendapatkan syafaat beliau di yaumul qiyamah kelak, aamiin ya rabbal alamin.
Suatu ketika, Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam pernah makan kurma bersama sahabat-sahabat beliau. Di antara sahabat yang hadir adalah Ali bin Abi Thalib karamallahu wajhahu. Namanya orang makan kurma, pasti bijinya tidak dimakan dan dikumpulkan di dekatnya.
Setelah beberapa lama, Ali menyadari bahwa dia makan lebih banyak kurma dibandingkan Rasulullah. Terlihat dari lebih banyak biji kurma yang ada di dekat Ali, dibandingkan dengan Rasulullah atau para sahabat lain. Tentu saja Ali malu sekali, masa’ dia makan kurma kemaruk sekali di depan Nabi.
Ali mendapat akal. Biji kurma yang ada di dekatnya, dia pindahkan ke biji-biji kurma Rasulullah. Sehingga tampak Rasulullah makan lebih banyak kurma. Setelah itu, Ali pun berbicara kepada Rasulullah.
“Ya Rasulullah, Anda sepertinya lapar sekali. Lihatlah, banyak sekali biji kurma yang menumpuk di dekat Anda,” kata Ali.
Rasulullah dengan santai membalas “Wahai Ali, sepertinya engkau yang lapar. Saya makan kurma masih ada sisa biji-bijinya. Sedangkan kamu, makan kurma berikut bijinya, sampai tidak ada biji kurma di dekatmu.”
Pernah juga di lain waktu, Rasulullah ‘nge-prank’ nenek-nenek. Jadi nenek-nenek itu datang dan bertanya “Ya Rasulullah, apakah saya bisa masuk surga?”
Rasulullah menjawab “Tidak akan ada nenek-nenek di surga,”
Saat nenek itu menangis, Rasulullah akhirnya menjelaskan bahwa di surga, semua penghuninya akan dimudakan kembali fisiknya. Maka benar kalau di surga tidak ada nenek-nenek, wong nenek-nenek itu akan diubah menjadi wanita muda yang cantik.
Dari dua cerita ini, jelas bahwa agama itu tidak melulu serius. Wong Rasulullah, suri tauladan kita, uswatun hasanah kita, juga berhumor. Makanya jelas mengapa Pak Guru mulai rajin bikin meme dan nimbrung di grup-grup penggemar meme. Pak Guru berusaha meneladani Rasulullah untuk bercanda ria, tidak melulu serius. Sekaligus Pak Guru mencari kenalan baru, dan alhamdulillah dapat banyak.
Sepertinya kita semua harus mulai melemaskan otot-otot kita supaya tidak tegang melulu, mendinginkan kepala kita, dan mulai berhumor. Jangan kaku-kaku lah! Dalam situasi pandemi ini kita harus tetap bahagia, salah satunya tentu melalui humor. Daripada kita gelud melulu, baku hantam, adu report, mending kita bahagia bersama melalui humor kan?
Mari kita berhumor!
Wallahu a’lam, wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews