Karena Corona, Dikubur Pun Tak Seperti Biasanya

Di Iran jenazah yang terpapar virus corona diberi kalsium oksida (CaO) supaya jenazah tersebut tidak mencemari tanah.

Selasa, 24 Maret 2020 | 12:14 WIB
0
381
Karena Corona, Dikubur Pun Tak Seperti Biasanya
Iran siapkan kuburan massal korban covid-19 (Foto: Grid.id)

Kalau ada orang-orang yang kita cintai atau sayangi, apakah itu orang tua, pasangan kita, saudara atau kerabat dan sahabat yang meninggal dunia karena suatu sebab, maka kita akan sedih (menangis). Dan kita pun juga akan melayat atau takziah kepada orang yang kita cintai atau sayangi tersebut. Bahkan kita akan mengantarkan sampai liang lahat atau tempat istirahat terakhir.

Itu semua bisa dilakukan dalam kematian yang normal, seperti meninggal karena sakit yang tidak menular karena virus tertentu atau meninggal karena bencana alam atau kecelakaan.

Namun, kalau orang-orang yang kita cintai atau sayangi meninggal karena terpapar virus corona atau covid-19, maka keluarga atau kerabat, tetangga dan sahabat tidak akan bisa mengantarkan ke tempat istirahat terakhirnya yaitu tempat pemakaman.

Yang menguburkan adalah orang-orang tertentu yang harus memakai alat pelindung supaya tidak tertular virus corona tersebut. Tidak boleh ada tetangga atau sahabat untuk melayat walaupun sekedar untuk mengucapkan belasungkawa.

Tentu sedih yang luar biasa, karena tidak bisa melihat jenazah tersebut. Jangankan melihat jenasah, memandikan dan menyolatkan saja pihak keluarga atau tokoh agama juga tidak bisa. Karena jenazah tidak boleh dibuka setelah dibungkus dengan plastik.

Bahkan wapres Ma'ruf Amin mendesak MUI untuk mengeluarkan fatwa untuk tidak memandikan jenazah yang terpapar virus corona dan fatwa tidak perlu berwudhu atau tayamun untuk menyolatkan jenazah.

Jenazah yang terpapar virus corona juga tidak dikafani seperti jenazah normal lainnya. Tetapi dibungkus plastik sesuai aturan atau protokol penyakit menular seperti virus corona. Di Iran jenazah yang terpapar virus corona diberi kalsium oksida (CaO) supaya jenazah tersebut tidak mencemari tanah.

Mungkin inilah kesedihan yang dirasakan keluarga yang ditinggalkan karena virus corona.

"Maafkan aku bila tak bisa mengantarkanmu ke tempat istirahat terakhir,bukan aku tak sayang atau cinta kepadamu".

***