Sudah banyak murid saya yang juga bisa melakukan ini. Hasilnya adalah angka, tapi bukan sembarang angka karena angka ini pasti bisa bercerita.
Kemampuan membaca seseorang, adalah anugerah besar untuk saya. Dulu saya anggap semua orang baik, dan itu jadi celah saya kejeblos. Karena tidak semua orang yang saya anggap baik ternyata benar-benar baik dan tulus mau bersaudara dengan saya.
Saat saya menjadi Guru Meditasi/Pembimbing Spiritual, kemampuan ini jadi semakin penting dan berguna. Saya jadi tahu mana pembelajar yang maju, mana yang diam di tempat atau mundur.
Tentu saja, tak semua orang suka dengan "kebiasaan" saya untuk mengungkapkan bacaan ini. Meski sangat jarang saya publikasi secara terbuka -umumnya saya sampaikan secara tertutup. Sebagian orang marah karena menjadi terbukalah kamuflasenya. Sebagian kesal pada saya karena tidak suka diberi umpan balik -itu menyinggung egonya .
Tentu saja, saya tidak jadi berubah gaya karena orang marah dan kesal. Saya konsisten menjadi diri sendiri dan mengikuti dorongan semesta -saya juga bisa, mengevaluasi diri dan pasti tahu jika saya sedang ada dalam kebenaran atau kesalahan.
Jadi, saya tidak pernah merasa benar -saya sadar penuh saat saya benar, dan saya pasti segera disadarkan saat saya salah.
Saya membaca orang menggunakan paduan antara deteksi rasa sejati dan muscle test. Saya menyebutnya cara digital dan analog.
Sudah banyak murid saya yang juga bisa melakukan ini. Hasilnya adalah angka, tapi bukan sembarang angka karena angka ini pasti bisa bercerita.
Contoh, jika muncul angka untuk tubuh emosi 2%, berarti yang bersangkutan sangat penuh luka batin. Untuk validasi hal-hal yang krusial, saya biasanya minta agar tim saya bantu mengkalibrasi. Karena jam terbang semakin tinggi, tentu saja tingkat akurasi juga makin tinggi
Bagi yang mau dibaca untuk perbaikan diri, termasuk yang sudah berkirim pesan tapi belum saya layani, bisa ajukan diri di sini (kolom komentar).
Syaratnya, gak ngambek.....
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews