Bahagia merupakan pilihan kita sendiri. Apa pun yang kita lakukan bisa membahagiakan atau tidak tergantung pilihan dari dalam batin kita masing-masing.
Kita semua tahu bahwa pada umumnya tujuan hidup manusia adalah kebahagiaan. Namun sering kita memahaminya secara tidak tepat dan terus kita jalani, bahkan mungkin seumur hidup kita. Mengalami kebahagiaan dengan terus memburu kenikmatan adalah yang paling banyak dijalani.
Selain itu ada juga yang merasa bahagia dengan terus menerus mengembangkan bakatnya. Kemudian banyak juga yang kita lakukan dengan berbuat banyak hal yang bermanfaat sebanyak mungkin untuk orang lain dan kemudian kita merasa bahagia. Lalu bagaimanakah sebenarnya kebahagiaan itu?
Kenikmatan
Di era modern ini hampir semua orang ingin mencapai kebahagiaan dengan mengejar kenikmatan sebanyak mungkin, menghindari hal-hal yang tidak nikmat. Benarkah bahwa kebahagiaan melulu terpenuhi apabila kita terus memburu kenikmatan? Senyatanya sikap hidup seperti ini tidak sepenuhnya benar. Memang pada umumnya kita ingin mengalami kenikmatan, tetapi faktanya bahwa ternyata bukan melulu kenikmatan yang membahagiakan.
Kita sering memperhatikan dan bahkan mungkin mengalami sendiri bahwa ternyata banyak hal yang secara lahiriah tampak dan terasa tidak nikmat tapi membahagiakan. Banyak orang yang terus bekerja keras sampai usia tua, padahal bukan untuk mencari nafkah. Begitu sering kita lihat dan alami pendakian gunung yang sulit dan berbahaya dilakukan.
Berpuasa dan berpantang di hari-hari atau bulan tertentu kita lakukan. Sebagian contoh ini adalah perilaku dan sikap hidup yang tidak nikmat tapi banyak dari kita yang melakukannya. Sementara banyak contoh juga dimana kita mengalami kenikmatan dan bergelimang harta tetapi tidak bahagia. Misalnya, hidup dengan kekayaan hasil korupsi, bisnis tidak jujur, hidup berkecukupan tetapi keluarga pecah dan masih banyak contoh lain lagi.
Sesungguhnya manusia memang terdiri dari dua sisi, lahiriah dan batiniah atau rohaniah. Kebahagiaan adalah sisi batiniah manusia, sedangkan kenikmatan dan ketidaknikmatan adalah sisi lahiriah. Oleh sebab itu sungguh tidak tepat kalau kita berpendapat serta menentukan sikap bahwa kebahagiaan hanya bisa tercapai kalau mengalami kenikmatan sebanyak mungkin.
Pengembangan Diri
Kebahagiaan bukan melulu pada kenikmatan saja. Kita menyadari bahwa manusia tidak akan bahagia apabila ia hanya pasif saja menikmati segalanya, melainkan kalau ia aktif. Oleh sebab itu tidak sedikit pula dari kita yang mengejar kebahagiaan dengan secara aktif merealisasikan bakat-bakat serta potensi yang ada.
Sikap hidup ini mengandaikan bahwa kebahagiaan ialah kalau kita mengembangkan diri sedemikian rupa hingga bakat yang kita punyai menjadi kenyataan. Kebahagiaan tercapai dalam mempergunakan atau mengaktifkan bakat-bakat dan kemampuan-kemampuan kita. Itulah sebabnya seseorang yang mau menjadi pemahat akan jauh lebih bahagia dengan patung sederhana hasil buatannya sendiri daripada apabila orang tuanya membelikannya patung bagus hasil pahatan seniman ternama.
Sikap hidup ini tidak sepenuhnya tepat. Terus menerus mengutamakan pengembangan bakat akan berakibat pada sikap egois, tidak peduli dengan pendapat orang lain, yang penting talentanya bertumbuh. Manusia justru tidak akan berkembang apabila pengembangan diri dijadikan obsesinya. Orang yang selalu mencari dirinya sendiri tidak akan menemukan diri, sedangkan orang yang melupakan diri demi suatu tugas, demi orang lain, demi cita-citanya dialah yang akan menemukan diri.
Bermanfaat untuk Orang Lain
Sikap hidup untuk mencapai bahagia berikutnya yang juga sangat umum kita jalani adalah menghasilkan manfaat untuk orang lain. Sikap ini memang lebih lepas dari kepentingan diri, artinya berorientasi keluar.
Secara tegas sikap ini menyatakan diri bahwa manusia wajib berusaha untuk selalu menghasilkan kelebihan akibat-akibat baik yang sebesar-besarnya daripada akibat-akibat buruk disaat bertindak. Apa pun yang kita lakukan harus sebanyak mungkin bermanfaat dan membahagiakan orang lain maka dengan demikian kita bahagia.
Namun demikian meski sikap ini jauh lebih bagus dari dua sikap yang lain di atas tetapi bukan berarti tidak ada sisi kelemahannya. Sikap hidup ini memiliki kekurangan bukan pada apa yang kita lakukan tetapi justru pada apa yang tidak kita lakukan dan bahkan kita abaikan.
Mari kita cermati pada penataan kehidupan masyarakat atau pada penyelenggaraan negara. Banyak proyek pembangunan yang dilaksanakan demi kepentingan rakyat banyak tapi dalam merealisasikannya sering melanggar keadilan. Manfaat untuk banyak orang kita lakukan tapi kita tidak melakukan prinsip keadilan.
Pengadaan jalan tol terealisasi tetapi ganti rugi tanah untuk mereka yang terkena proyek sangat rendah; waduk dan irigasi dibangun tetapi pemindahan tempat tinggal bagi mereka yang tergusur sangat tidak layak dan masih banyak contoh lain lagi.
Seharusnya sikap hidup untuk bermanfaat sebanyak mungkin bagi orang lain juga harus selalu dilaksanakan dengan tindakan yang adil. Tujuan hidup yang sebaik apa pun tidak boleh merugikan hak-hak orang lain.
Senantiasa Bersyukur
Terdapat beberapa kelemahan dari sikap-kap hidup untuk mencapai kebahagiaan. Sisi lemah itulah yang harus selalu kita cermati, refleksi dan dan koreksi. Kebahagiaan merupakan sisi batiniah, tidak boleh egois serta tidak boleh merugikan orang lain.
Kebahagiaan sesungguhnya adalah sebuah kesadaran puas dan gembira yang berdasar pada keadaan kita sendiri yang berarti kita senantiasa bersyukur. Rasa bahagia tidak terikat pada pengalaman-pengalaman tertentu. Bahagia merupakan pilihan kita sendiri. Apa pun yang kita lakukan bisa membahagiakan atau tidak tergantung pilihan dari dalam batin kita masing-masing.
Selamat berbahagia dan jangan pernah melupakannya.
***
Solo, Minggu, 14 Juli 2019. 12:13 pm
'salam damai penuh cinta'
Suko Waspodo
suka idea
antologi puisi suko
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews