Mungkin saja suatu saat, setiap detik gerak gerik kita secara otomatis (tanpa kamera pribadi) dapat terekam, baik dalam suara atau cahaya (image). Semuanya dapat dimunculkan kembali.
Di era terbuka semacam ini, kita lebih mudah mendapatkan dokumen apapun. Lihat dokumen ini. Saya tak terbayang dokumen semacam ini dapat beredar semasa Orde Baru. Tapi kini copynya dapat beredar luas dan dibaca banyak orang (mudah mudahan seperti aslinya karena nampaknya ada kontroversi).
Harap diingat, tak hanya dokumen semacam ini yang mudah tersebar. Surat apapun rentan untuk tersebar dan dibaca publik. Saya tak tahu bagaimana menjaga kerahasiaan dokumen-dokumen pribadi seperti surat, foto, video, film seperti utang piutang, surat nikah atau cerai, hingga yang lain lain (tak tega menyebutnya)
Tuhan nampaknya baru sedikit memberi kemampuan pada manusia untuk dapat saling mengungkap jejak sejarah masing masing orang.
Apa yang bersifat pribadi dengan mudah bisa menjadi publik. Jejak yang harusnya sudah terkubur oleh sejarah, dapat muncul mengemuka secara jelas dalam dokumen yang terekam dalam foto dan video digital.
Mungkin saja suatu saat, setiap detik gerak gerik kita secara otomatis (tanpa kamera pribadi) dapat terekam, baik dalam suara atau cahaya (image). Semuanya dapat dimunculkan kembali. Akan lebih seru lagi tentunya kalau rekaman itu dapat dimunculkan dalam bentuk 3D. Wah jadi ketularan imagi film Startrek.
Siapa tahu Tuhan akan memberi kemampuan itu pada manusia sehingga nanti tak akan ada lagi rahasia diri karena semua sudah menjadi milik bersama, milik semua. UU ITE dengan sendirinya akan tergilas oleh teknologi.
Kelak, kita benar benar "telanjang". Malu juga ya.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews