Lalu ada rumor: jangan-jangan dia memelihara tuyul. Tahu kan cara kerja tuyul?
Di Bogor seorang ibu melontarkan tuduhan pada tetangganya. "Dia pengangguran tapi uangnya banyak," katanya.
Lalu mucul kesimpulan, sang tetangga itu nyegik alias cari kekayaan lewat praktek ilmu hitam babi ngepet. Tuduhan itu direkam seseorang dan viral di media sosial. Beriringan dengan video babi ngepet di Depok.
Karuan saja, warga sekitarnya tidak terima dengan tuduhan tersebut. Mereka mengusir wanita dari rumah kontrakannya itu dan akan membawa persoalan lewat jalur hukum.
Meskipun pelaku fitnah sudah meminta maaf "dari ujung kaki hingga ujung kepala", dan disebarkan melalui medsos.
Tuduhan si ibu pada tetangganya itu, merupakan salah satu dampak kasus babi ngepet Depok.
Kita melihat, bagaimana kebohongan yang terencana melahirkan fitnah. Walaupun kedua kasus berada di lokasi berbeda, namun efeknya menjalar menembus batas.
Saya jadi terigat pada seorang kawan. Dia jarang ke luar rumah, tidak pernah kelihatan berangkat kerja, tapi disebut uangnya banyak, rajin memberi bantuan bagi yang membutuhkan.
Lalu ada rumor: jangan-jangan dia memelihara tuyul. Tahu kan cara kerja tuyul? Tapi beruntung bukan tuduhan serius dan tidak ada di medsos.
Padahal, kawan saya itu punya perusahaan yang aktivitasnya berbasis online. Jadi, ya ndak perlu wara-wiri ke mana-mana. Cukup memelototi layar komputer sambil ngopi. Kecuali jika mengambil transferan ke bank.
Dengan mengadaptasi ucapan seorang politisi di Senayan, maka "Di zaman teknologi 4.0 ini, seharusnya bisa dengan mudah membedakan mana bisnis online dan mana praktek babi ngepet atau tuyul" haha.....
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews