Pandemi Covid-19 meluluhlantakkan bidang ekonomi dan ada banyak pabrik yang tutup, akhirnya pengangguran bertambah. Bersyukur, sekarang ada program kartu pra kerja yang merupakan inovasi dari pemerintah. Masyarakat yang kehilangan pekerjaan mendapatkan kartu prakerja dan merasakan banyak manfaatnya.
Corona tak hanya membuat tubuh manusia sakit, tapi juga membuat ekonomi sakit. Masyarakat memilih untuk membeli kebutuhan pokok seperti beras, minyak, dan sembako lainnya, karena sedang berhemat ketika pandemi. Barang lain seperti baju, sepatu, parfum, bahkan lauk seperti daging ayam tidak lagi sering-sering dikonsumsi, karena daya beli menurun. Efeknya, banyak pabrik dan restoran yang tutup dan akhirnya muncul pengangguran baru di Indonesia.
Para pengangguran ini tentu makin resah. Setelah kehilangan pekerjaan, mereka bingung bagaimana mencari uang, karena rata-rata tidak diberi pesangon untuk memulai usaha baru. Ingin melamar tapi tidak ada lowongan baru. Ingin berbisnis butuh modal. Namun keresahan ini bisa sirna setelah ada kartu pra kerja.
Kartu pra kerja adalah program yang dijanjikan oleh Presiden Joko Widodo sejak awal beliau berkampanye. Program ini baru berjalan awal april 2020 dan dibuka 2 tahapan untuk pendaftarannya. Sejak dibuka, antusiasme masyarakat sangat membludak, bahkan situs resmi kartu pra kerja untuk mendapatkan formulir registrasi sempat down server-nya.
Penyebabnya adalah website tersebut dibuka secra bersamaan oleh banyak netizen. Total ada 8 jutaan penduduk Indonesia yang mendaftar kartu pra kerja.
Manfaat kartu pra kerja sangat diharapkan oleh masyarakat, karena mereka akan mendapat bantuan uang tunai 2.400.000 rupiah yang akan ditransfer dalam beberapa tahap. Namun yang paling penting adalah keterampilan yang diajarkan kepada pemegang kartu pra kerja. Mereka akan mendapatkan skill baru dan bisa memilih, di bidang bahasa, kecantikan, teknologi informasi, dan lain-lain.
Ada beberapa perusahaan yang bekerja sama dan ditunjuk jadi pemberi materi oleh pemerintah. Di antaranya Pintaria dan Tokopedia. Workshop ini juga bisa dilakukan secara online, jadi akan sangat aman dari resiko penularan corona, juga menaati aturan stay at home dan PSBB.
Baca Juga: Salahkah Menjadi Penerima Kartu Prakerja?
Keterampilan yang akan didapat para pemilik kartu pra kerja akan bisa jadi modal penting untuk berwirausaha. Jadi para penganggur tidak akan bingung mencari kerja di mana, tapi bisa membuka bisnis baru. Misalnya, mereka yang telah lulus pelatihan kecantikan bisa jadi perias pengantin atau make up artist.
Kartu pra kerja tentu sangat berguna di tengah pandemi covid-19. Di tengah masa ekonomi yang belum stabil, ada angin segar dari pemerintah. Kemunculan kartu ini merupakan bukti nyata betapa presiden dan seluruh stafnya memperhatikan nasib rakyatnya. Semua lapisan masyarakat hingga yang terbawah dipikirkan oleh mereka.
Mengatasi tingginya angka pengangguran memang menjadi fokus pemerintah, karena kenyataannya banyak sekali orang yang belum punya pekerjaan. Padahal mereka punya ijazah S1, tapi masih belum bekerja selama bertahun-tahun. Mau berbisnis tapi masih minim pengalaman dan tak ad modal besar. Apalagi ketika ada pandemi Covid-19, jumlah penganggur bertambah dan mereka kebingungan bagaimana cara mencari nafkah yang halal untuk keluarga.
Dengan adanya kartu pra kerja, maka diharap jumlah pengangguran akan berkurang secara drastis, dan mereka yang kehilangan pekerjan di tengah pandemi Covid-19 akan bisa bernapas dengan lega. Mereka akan mendapat uang saku sekadar untuk ongkos bensin dan membeli beras.
Namun yang paling penting adalah keterampilan yang diajarkan pada pelatihan, yang dijadikan modal utama dalam berbisnis. Ketika sudah punya skill, maka mereka bisa berwirausaha dan bekerja dengan semangat, dan malah bisa menambah karyawan. Berarti mengurangi angka pengangguran di negeri ini.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews