Saat ini kita dipermudah untuk mengejar lailatul qadar. Kita tidak perlu memikirkan ajakan buka puasa bersama yang membuat kita seolah-olah jadi pejabat yang banyak agenda.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh...
Alhamdulillah wa syukurillah, hari ini Allah Subhanahu Wa Ta’ala masih mengizinkan kita untuk menjalani bulan Ramadan hingga kita bisa sampai pada malam keduapuluh. Semoga semangat ibadah dan takwa kita tetap terjaga dan terus bertambah, dan semoga Allah berikan kita kesempatan untuk menyelesaikan bulan Ramadan ini, juga agar kita bisa berjumpa lagi dengan Ramadan di tahun-tahun berikutnya.
Tak lupa marilah kita berselawat kepada Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wa Sallam, dan moga-mogalah kita termasuk orang-orang yang beruntung mendapatkan syafaat beliau di yaumul qiyamah kelak, aamiin ya rabbal alamin.
Kita akan memasuki hari-hari terakhir bulan Ramadan, yang pada tahun ini kita jalani dalam suasana yang berbeda. Tahun-tahun sebelumnya, kita sudah melakukan tawaf, meski tawafnya mengelilingi mal dan pasar. Tahun-tahun sebelumnya, pada hari-hari seperti ini agenda buka puasa bersama sudah padat.
Tahun-tahun sebelumnya, pada hari-hari seperti ini kita sudah mengagendakan perjalanan mudik untuk bersilaturahmi dengan orang tua dan saudara-saudara kita.
Tahun ini, puasa kita termasuk juga menahan diri dari berkumpul di tempat-tempat umum, termasuk buka puasa bersama jadi tidak ada. Kita harus menghemat pengeluaran demi memastikan kita bisa melalui masa-masa pandemi COVID-19 ini, sehingga mungkin baju baru tidak ada dalam pikiran kita.
Ada uang pun, kita juga harus menahan diri dari berada di tempat umum, untuk memutus mata rantai penularan SARS-CoV 2. Kita juga harus menahan diri dari mudik, demi kesehatan dan keselamatan orang tua kita, yang termasuk kelompok berisiko tinggi.
Sementara itu, jika kita ingat, keutamaan bulan Ramadan dalam hal ibadah ada pada 10 hari terakhir, khususnya di malam-malam ganjil. Karena pada malam-malam itu terdapat lailatul qadar, malam yang lebih baik dari seribu bulan.
Biasanya kita tersibukkan dengan berbagai urusan, sehingga kita sering melupakan ibadah kita. Mal lebih ramai daripada jamaah tarawih. Buka puasa bersama seringkali membuat kita melupakan ibadah, bahkan sering kita lupa salat Maghrib juga saat buka puasa bersama.
Saat ini kita dipermudah untuk mengejar lailatul qadar. Kita tidak perlu memikirkan ajakan buka puasa bersama yang membuat kita seolah-olah jadi pejabat yang banyak agenda. Kita tidak perlu sibuk bertawaf di mal untuk mencari baju baru dan semacamnya.
Kita di rumah saja, sehingga bisa lebih fokus beribadah dalam mencari malam lailatul qadar. Apalagi yang di rumah bersama keluarga inti, bisa bersama-sama beribadah, fenomena yang jarang ditemui sebelumnya.
Semoga Allah menjadikan kita orang-orang yang beruntung.
Wallahu a’lam, wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews