Tentang Meresensi Karya

Rabu, 11 Desember 2019 | 19:54 WIB
0
355
Tentang Meresensi Karya
ilustr: littleletterslinked.com

Resensi secara umum dipahami sebagai ulasan atau penilaian terhadap sebuah karya. Dalam hal ini karya tersebut bisa bermacam-macam, mungkin buku, mungkin film, mungkin karya seni atau mungkin pula sebuah produk teknologi. Penilaian itu harus berkaitan dengan kualitas dari karya yang sedang dicermati atau diresensi tersebut.

Satu hal yang harus diperhatikan oleh siapa pun yang akan meresensi sebuah karya yaitu bahwa penilaian itu harus dilakukan secara seimbang serta proporsional. Artinya, tidak boleh seorang peresensi itu hanya memberikan penilaian dan ulasan mengenai segala sesuatu yang positif saja. Namun, tidak tepat pula apabila resensi itu hanya dilakukan untuk mengorek kelemahan dan kekurangannya saja.

Kesalahan tersebut sering terjadi apabila peresensi masih kurang berpengalaman atau terlalu emosional. Harus diperhatikan bahwa sikap ilmiah anda terhadap terhadap sebuah karya akan mencerminkan pula siapa sesungguhnya diri anda. Oleh sebab itu, berhati-hatilah dalam melakukan resensi terhadap sebuah karya. Tetapi bukan berarti bahwa dengan kehati-hatian tersebut anda lalu boleh melalaikan kualitas akademik dari sebuah karya.

Jadi, dimensi obyektifitas itu harus menjadi pertimbangan utama dalam sebuah karya resensi. Tatkala anda meresensi mohon dipertimbangkan hal-hal berikut ini: tingkat keahlian atau tingkat kepakaran penulis atau pengarangnya, pengalaman dan cakrawala pandang penulisnya, analisis di dalam penyajian materinya, analisis keteknisan penyajiannya, analisis kebahasaannya, ketajaman dan kekuatan topik serta pembahasannya, kekuatan ekspresinya dan kekuatan intelektualnya.

Tujuan utamanya adalah agar pembaca tertarik untuk membaca secara langsung buku yang sedang diresensi tersebut. Maka, tidak benar kalau sebuah resensi akhirnya justru mematikan minat pembaca untuk menjangkau bukunya secara langsung.

Dengan perkataan lain, sesungguhnya peresensi itu adalah jembatan yang akan menghubungkan sosok penulis atau pengarangnya dengan para pembacanya. Dengan melakukan resensi, seorang peresensi pun dapat menyampaikan masukan pembenahan kepada penulisnya sekaligus kepada penerbitnya, khususnya untuk perbaikan pada edisi-edisi berikutnya.

Pertimbangan

Di atas sudah disebutkan bahwa dalam meresensi, orang tidak boleh hanya menyampaikan kekurangan dari buku yang diresensinya. Sebaliknya, lebih dari semua itu, harus menunjukkan dimensi-dimensi positif dari buku yang diresensi tersebut. Diharapkan bahwa dengan membaca resensi tersebut para pembaca akan dapat menentukan secara tepat, apakah harus membaca buku tersebut lebih lanjut, atau justru menolak untuk mebaca dan memilikinya.

Secara khusus perlu ditegaskan bahwa pertimbangan-pertimbangan yang harus dibuat oleh peresensi itu dapat mencakup keinginan pengarangnya, kepentingan pembacanya, dan materi atau esensi dari karya yang sedang diresensi tersebut. Tentu saja ketika menulis buku atau membuat karya tulis, keinginan dari si pengarang atau si penghasil karya tersebut tidak selalu dapat tertuang secara jelas di dalam karyanya itu. Dimensi-dimensi yang menyangkut idealisme, filosofi, paradigma, tidak selalu jelas kelihatan di dalam karya tersebut.

Terkait dengan semua itu, seorang peresensi harus mampu menggalinya secara tepat, menafsirkan serta menginterpretasinya secara benar, sehingga akhirnya dapat dibuat analisis yang komprehensif dari sosok penghasil karya tersebut. Kepentingan pembaca juga menjadi perhatian penting bagi seorang peresensi.

Melalui resensi yang dibuat secara baik, obyektif, tajam, dan mendalam, pembaca alkan terbantu dalam membuat keputusan yang tepat berkaitan dengan karya itu. Pembaca akan mampu menentukan secara tepat apakah harus memiliki buku tersebut sesegera mungkin, atau mungkin malahan harus menundanya, atau bahkan sama sekali tidak perlu memilikinya karena pertimbangan-pertimbangan tertentu yang dibuatnya setelah membaca resensi tersebut.

Jadi jelas, kepentingan pembaca maupun kepentingan penulis atau penghasil karya akan dapat terakomodasi oleh kepiawaian dan ketepatan resensi yang dibuat oleh peresensi tersebut. Hal terakhir yang harus disampaikan oleh peresensi adalah pertimbangan mengenai esensi materi dari buku atau karya yang sedang diresensi tersebut secara obyektif, konkret, jelas, dan intelek.

Prinsip Resensi

Beberapa hal berikut ini harus dipertimbangkan dan diperhatikan dalam membuat resensi:

  • Bahasa yang digunakan harus jelas, tegas, tajam, akurat.
  • Pilihan kata yang digunakan harus baik, tepat, tidak konotatif.
  • Format dan isi resensi harus disesuaikan dengan kompetensi, minat, dan motivasi pembaca.
  • Obyektif, seimbang, dan proporsional dalam menyampaikan timbangan terhadap buku atau hasil karya.

Unsur-Unsur Resensi

Berikut ini disajikan beberapa unsur yang harus dijadikan pertimbangan dalam resensi:

  • Estetika perwajahan karya yang sedang diresensi.
  • Latar belakang penulisan dan pengalaman penulis.
  • Tema dan judul dikaitkan dengan minat pembacanya.
  • Penyajian dan sistematika karya yang sedang diresensi.
  • Deskripsi teknis buku atau karya yang sedang diresensi.
  • Jenis buku atau karya yang sedang diresensi.
  • Keunggulan buku atau karya yang sedang diresensi.
  • Kelemahan buku atau karya yang sedang diresensi.

Demikianlah ulasan sederhana tentang pengertian resensi, cara meresensi serta manfaat resensi, semoga bisa bermanfaat bagi anda. Selamat menikmati dan mencermati atau meresensi buku, karya penulisan atau karya-karya yang lain.

***
Solo, Rabu, 11 Desember 2019. 7:48 pm
'salam kreatif penuh cinta'
Suko Waspodo
suka idea
antologi puisi suko