Bencana banjir yang ada di Jayapura, Papua cukup mengagetkan karena sampai merendam kantor Gubernur Papua
Pemerintah berusaha keras memaksimalkan penanggulangan dan evakuasi korban banjir di Jayapura-Papua. Dengan adanya gerak cepat tersebut, maka penanganan korban diharapkan dapat optimal.
Dalam beberapa hari terakhir, Jayapura dilanda banjir dan membuat 7 orang kehilangan nyawa. Bencana banjir terjadi di beberapa distrik seperti di Abepura, Heram, Muara Tami, dan Jayapura Selatan. Ratusan rumah terendam air tetapi tidak usah khawatir karena penghuninya sudah dievakuasi oleh tim reaksi cepat Polda Papua.
Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin meminta Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Kementrian Sosial agar menanggulangi dampak banjir bandang dan longsor yang terjadi di Jayapura. Dalam artian, penyelamatan para korban banjir harus dilakukan dengan cepat agar tidak menimbulkan korban jiwa lagi. Selain itu, evakuasi terhadap anak-anak dan lania juga wajib secepatnya karena mereka beresiko tinggi untuk tenggelam.
Wapres KH Ma’ruf Amin melanjutkan, selain penanggungan banjir bandang, juga harus dilakukan penyelidikan apa saja penyebab banjir. Sehingga akan diketahui penyebabnya dan bagaimana cara pencegahannya agar tidak terulang lagi. Penyebabnya karena jika ada banjir lagi takut ada korban jiwa dari warga sipil.
Menurut BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, banjir bandang terjadi karena curah hujan di Kota Jayapura yang cukup tinggi, dan sejak tanggal 6 januari 2022 lalu ada awan cumulus dan cumolonimbus yang membawa banyak air di dalamnya. Kondisi ini diperparah oleh tipuan angin moonsoon dari Australia yang membawa kelembapan tinggi.
Banjir kali ini mencatat rekor karena mencapai ketinggian 1,5 meter sehingga evakuasi memang harus dipercepat. Tak hanya rumah warga yang menjadi korban, tetapi kantor Gubernur Papua juga kebanjiran.
Dilaporkan ada lebih dari 500 warga yang mengungsi akibat banjir bandang. Mereka dievakuasi dan ditempatkan di Posko Penanganan Darurat di BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kota Jayapura. Sudah ada tempat penampungan bagi warga sekaligus ada dapur umum sehingga mereka tidak bingung harus mencari makan di mana.
Di posko benar-benar diatur agar para pengungsi selamat, pasalnya saat ini musim hujan sehingga jangan sampai mereka malah terkena penyakit, mulai dari gatal-gatal, diare, masuk angin, dll. Para pengungsi tak hanya diberi bantuan selimut dan makanan tetapi juga obat-obatan ringan dan minyak kayu putih.
Selain itu, karena masih pandemi, para pengungsi wajib diberi masker agar tetap mematuhi protokol kesehatan. Penjagaan jarak saat mereka tidur juga harus dilakukan.
Hal ini dimaksudkan agar jangan sampai pasca pengungsian, angka pasien corona di Jayapura naik, karena ada klaster pengungsian. Oleh karena itu dari tim reaksi cepat, relawan, dan tenaga medis sama-sama saling mengingatkan mereka agar menaati protokol kesehatan.
Penanggulangan banjir juga dilakukan di lokasi agar jangan sampai ada warga yang belum terevakuasi sehingga dari tim reaksi cepat Polda Papua terus menyisir dengan perahu karet sehingga semuanya bisa selamat.
Setelah banjir mereda maka pemerintah daerah Papua fokus pada penanggulangan pasca bencana, mulai dari pembersihan kantor gubernur dan rumah warga, perbaikan (jika ada bagian yang rusak), pemberian santunan kepada eks pengungsi (karena mereka tidak bisa bekerja saat kebanjiran), dll.
Bencana banjir yang ada di Jayapura, Papua cukup mengagetkan karena sampai merendam kantor Gubernur Papua. Evakuasi warga dilakukan dengan cepat untuk meminimalisir korban luka dan jiwa.
Masyarakat yang mengungsi akan mendapat berbagai bantuan, dan mereka tetap harus menjaga protokol kesehatan, agar tidak memunculkan klaster corona baru.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews