Santri dari Pondok Pesantren Wali Salatiga memperingati Tahun baru Islam Muharam 1441 Hijriah dengan mengadakan acara Pagelaran Kreatifitas Santri di halaman Ponpes yang terletak di Desa Candirejo Tuntang Salatiga, Malam (21/09/2019).
Acaranya diisi dengan pertunjukan kreatifitas santri diantaranya, Rebana, Kidung Syafaat, Barzanji Multicultural, Puisi 2 bahasa, Qasidah, GerakTamyiz, Shadow Show, Gerak Imriti, Dance Tari Perang, Gymnastic dan Wayang Kulit.
Pimpinan Ponpes Wali, KH Anis Maftuhin mengatakan dalam sambutannya, dengan memperingati Tahun Baru Muharam 1441 H, sebagai tahun baru Islam yang harus dijadikan sebagai sarana untuk pemersatu umat. Kegiatan ini bukan sekadar peringatan saja, tetapi merupakan syiar Islam yang harus digelorakan keutamaannya kepada masyarakat khususnya para santri yang merupakan generasi Islam selanjutnya.
"Seperti nasihat yang pernah disampaikan Almarhum Mbah Moen ketika berkunjung kesini 2017 lalu, beliau mengatakan Santri harus bisa menjadi garda terdepan pemersatu bangsa, santri harus keren sehingga bisa menjadi tombak generasi Islam selanjutnya" kata Kyai Anis Maftuhin.
Kyai Anis Maftuhin juga menambahkan, bahwa santri juga mahir dalam berkreatifitas seni pertunjukan.
"Acara yang kita selenggarakan bertujuan untuk mempromosikan kreatifitas santri. Kita ingin memperlihatkan kepada warga Salatiga, bahwa santri tidak mahir dalam baca kita kuning saja tetapi mahir dalam berkreasi juga," tambah Kyai Anis.
Acara ini juga dihadiri oleh ribuan masyarakat Salatiga Jawa Tengah, Tokoh Masyarakat, Instansi Pemerintah dan 45 Siswa Siswi Pelajar dari Singapura.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews