Jangan remehkan varian ini karena bisa mematikan dan menyebar jauh lebih dahsyat daripada varian delta atau yang lain.
Kasus kematian akibat varian Omicron menandakan bahwa varian baru ini tidak dapat dianggap remeh. Masyarakat pun diimbau untuk tidak panik, disiplin Prokes, dan selalu menaati berbagai kebijakan Pemerintah.
Pandemi sudah dilewati selama 2 tahun tetapi sayangnya belum ada tanda-tanda selesai. Malah sekarang kita harus berjuang melawan virus Covid-19 varian Omicron. Jumlah pasien pun naik drastis jadi 500-an per hari padahal bulan lalu hanya 200-an per harinya.
Virus Covid-19 varian Omicron awalnya ditemukan di Afrika Selatan, Zimbabwe, dan sekitarnya. Saat sudah ada kasus Omicron di Malaysia dan Singapura, kita takut ia akan masuk ke Indonesia. Lantas ketika ia sudah masuk, dalam beberapa minggu saja sudah memakan korban lebih dari 200 orang.
Di antara pasien-pasien itu, ada 2 yang meninggal dunia. Juru bicara vaksinasi dokter Siti Nadia Tarmidzi menyatakan bahwa pasien yang kehilangan nyawa gara-gara Omicron adalah pelaku perjalanan dari luar negeri dan transmisi lokal.
Meninggalnya pasien Corona varian Omicron membuat kita harus makin waspada dan mematuhi protokol kesehatan. Penyebabnya karena varian ini menyebar 70 kali lebih cepat daripada varian alfa. Sehingga jika semua orang tidak taat prokes, takutnya memicu kasus baru dan membuat serangan Corona gelombang ketiga.
Ketaatan terhadap protokol kesehatan harus dilakukan dan jangan dikendorkan. Sejak awal pandemi kita sudah biasa memakai masker dan mencuci tangan, bukan? Jangan lelah untuk taat protokol kesehatan karena menjaga kebugaran dan imunitas di masa pandemi adalah sebuah prioritas.
Lengkapi dengan prokes lain seperti menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas, sehingga risiko penularan dapat ditekan. Masyarakat juga diimbau untuk mengurangi mobilitas alias jangan keluyuran karena bisa saja kita tertular Omicron di luar sana ketika tak sengaja membuka masker. Jangan pula membuat kerumunan dengan sengaja karena pasti akan dibubarkan oleh tim satgas penanganan Covid.
Saat awal Omicron masuk ke Indonesia ada yang santai saja karena katanya gejala kena Omicron lebih ringan daripada varian delta. Akan tetapi jangan diremehkan karena walau tak ada anosmia (kehilangan fungsi indra penciuman), tetap saja Omicron berbahaya. Siapa sih yang ingin kena Corona?
Memang rata-rata yang terkena Omicron masuk ke gejala ringan dan hanya diminta untuk isolasi mandiri dan minum obat. Akan tetapi itu khusus bagi mereka yang sudah divaksin. Jika belum divaksin sama sekali maka akan lebih besar resikonya alias bisa meninggal dunia. Tentu Anda tak mau kehilangam nyawa, bukan?
Oleh karena itu, selain menaati protokol kesehatan, maka wajib untuk vaksinasi. Jangan remehkan Omicron karena 2 kali vaksin bisa meningkatkan imunitas dan menjauhkan Anda dari Corona varian apa saja. Jika memang terinfeksi virus Covid-19 pasca vaksin maka akan lekas sembuh dan hanya terkena gejala ringan.
Jangan ragu untuk vaksin karena masih digratiskan, sementara di banyak negara lain harus bayar minimal 300.000 rupiah. Vaksin Corona juga halal MUI dan terbukti aman. Jika punya anak yang berusia minimal 6 tahun maka juga ajak untuk diinjeksi vaksin, demi kesehatannya.
Virus Covid-19 varian Omicron sudah memakan 2 nyawa. Jangan remehkan varian ini karena bisa mematikan dan menyebar jauh lebih dahsyat daripada varian delta atau yang lain. Tetaplah menaati protokol kesehatan dan vaksinasi, agar aman dari Corona varian apa saja.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews