Beri Kami Kesempatan...

Banyak alumni penjara yang kini menjadi lebih baik. Mereka meninggalkan perilaku tak terpuji yang pernah ada. Badannya bisa jadi bertatto, tapi "tatto" di hatinya sudah [mulai] dihapus.

Selasa, 23 Juni 2020 | 06:20 WIB
0
353
Beri Kami Kesempatan...
ilustrasi tahanan (Foto: bharian.com/my)

Hari ini kita dikagetkan dengan penangkapan John Kei, tokoh asal Maluku. Polisi menetapkan John Kei, yang masih bebas bersyarat dari Nusakambangan, sebagai tersangka pembunuhan berencana.

Di tengah sentimen publik terhadap bekas narapidana, saya ingin menulis kisah napi yang ingin hidup normal. Menjadi manusia yang baik dan taat hukum. Berhikmat bagi keluarga dan sesama.

Maafkan saya karena memposting foto ini. Kurang sopan. Tapi inilah realitas dalam sel penjara yang panas dan pengap. Kami kerap bertelanjang dada, hanya mengenakan celana pendek selutut. Terutama saat matahari tengah menyengat bumi.

Di foto ini, selain saya dan Darmawan Sepriyossa Asli, adalah napi "kelas berat". Hukuman mereka ada yang 20 tahun. Jangan tanya kasusnya. Pokoknya kelas berat. Tapi mereka memetik hikmah di penjara. Saya mengenal mereka sangat dekat. Setelah bebas, mereka menjadi sosok yang berbeda.

Jay, misalnya, kini bersama saya mengelola bisnis Ikan Bakar Maknyusss! di Kalibata. Pandemi Covid-19 tak menyurutkan tekadnya untuk berjuang di bisnis kuliner. "Saya ingin jadi orang baik. Syukur kalau bisa sukses," ujar Jay. [Bagi yang ingin membantu Jay, silakan pesan pelbagai pilihan menu di Gofood Ikan Bakar Maknyusss! Kalibata. Dijamin maknyusss!].

Di sebelah saya namanya Pak Heri. Dia kini mengelola lahan parkir di Mampang, Jakarta. Sebelum pandemi Covid-19, saya kerap mendatanginya. Sekadar menjaga silaturahim dengan kawan satu blok di Penjara Cipinang. Tapi, jangan berharap bertemu dengannya saat azan salat wajib. Tak akan menjumpainya. "Dia sedang salat di masjid, tak jauh dari sini," ujar anak buahnya.

Begitulah. Banyak alumni penjara yang kini menjadi lebih baik. Mereka meninggalkan perilaku tak terpuji yang pernah ada. Badannya bisa jadi bertatto, tapi "tatto" di hatinya sudah [mulai] dihapus.

Satu kalimat yang kerap terucap: Beri Kami Kesempatan ...

Foto: Kami di sel Penjara Cipinang. 2018

***