Terkadang solidaritas sesama ojol sudah terlalu berlebihan, yaitu terkait kalau ada keributan di jalan sering main keroyokan atau main fisik dan memanggil temannya lewat aplikasi.
Dulu ada ojek pangkalan. Biasa disingkan Opang. Bahkan ojek pangkalan punya aturan bergilir, maksudnya kalau sudah dapet penumpang, maka penumpang berikutnya jatah tukang ojek berikutnya. Dan di pos ojek pangkalan ada sebuah televisi untuk hiburan saat menunggu penumpang atau melepas lelah. Terkadang juga main gaple atau kartu remi.
Akan tetapi setelah kemunculan ojek online atau Ojol dan diawal-awal kemunculan ojol terjadi perselisihan atau keributan antara ojek pangkalan dan ojek online.
Bahkan terkadang terjadi keributan atau adu fisik. Karena ojek pangkalan merasa keberadaan ojek online mengambil penumpangnya atau langganannya. Malah sempet ada aturan, ojol tidak boleh masuk kawasan tertentu atau perumahan yang menjadi wilayahnya.
Lambat-laut ojek pangkalan terdesak dan kalah bersaing. Ojek pangkalan mau tidak mau harus beralih menjadi ojek online atau mengikuti perkembangan teknologi atau aplikasi.
Saat ini sudah susah menemukan ojek pangkalan karena sudah beralih menjadi ojek online.
Akan tetapi ternyata siklus ojek berputar, yaitu ojek pangkalan menjadi ojek online dan ojek online menjadi ojek pangkalan.
Apa maksudnya?
Sekarang keberadaan ojek online atau ojol di DKI Jakarta menjadi permasalahan tersendiri karena menjadi biang kemacetan dan kesemrawutan dan susah diatur. Ojol sering ngetem atau mangkal mirip angkot di sekitar stasiun Senin atau pusat-pusat perbelanjaan dan menjadi sumber kemacetan.
Dan ketika petugas Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan (DLLAJ) menertibkan ojol yang mangkal atau ngetem, mereka juga berani melawan karena jumlahnya lebih banyak dari petugas itu sendiri.
Bahkan pernah terjadi, karena ojol parkir sembarangan dan pentil motornya dicabut oleh petugas DLLAJ, ojol tersebut memanggil teman-temannya sesama ojol lewat aplikasi dan menghajar memukul dan menendang petugas DLLAJ tersebut dan harus dibawa kerumah sakit.
Bahkan ojol juga menjelma menjadi kekuatan tersendiri menjadi ormas yang mobile atau bergerak dan mudah berkumpul. Pernah juga ada petugas keamanan pusat perbelanjaan atau mall menegur ojol jangan mangkal atau ngetem, eee ojol memanggil teman-temannya dan terjadi keributan mencari petugas keamanan tersebut.
Terkadang solidaritas sesama ojol sudah terlalu berlebihan, yaitu terkait kalau ada keributan di jalan sering main keroyokan atau main fisik dan memanggil temannya lewat aplikasi.
Inilah ojek online menjadi ojek mangkal atau ojek ngetem seperti angkot.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews