Mari kita bersama-sama menghadapi masa yang sulit ini dengan sikap lebih bertanggungjawab dan peduli pada sesama.
Nabi Muhammad SAW telah memberikan golden rules bagi umat Islam dalam menghadapi wabah. Aturan emas ini sangat jelas, crystal clear, dan simple. Jika ada sebuah daerah terkena wabah maka daerah itu jangan dimasuki dan bagi mereka yang di dalam daerah yang terkena wabah jangan keluar. Itu artinya ada dua hal yang harus diperhatikan benar-benar oleh umat Islam.
PERTAMA, dengan melarang umat Islam memasuki daerah yang terkena wabah artinya umat Islam JANGAN SAMPAI TERTULAR oleh wabah tersebut. Rasulullah jelas melarang umatnya untuk tertular oleh suatu penyakit wabah, apalagi dengan sengaja mendatangi tempat di mana wabah tersebut merebak. Hanya orang bodoh dan tidak bertanggung jawab yang melakukan hal tersebut dan Rasulullah tidak ingin umatnya bersikap tidak berrtanggung jawab, sok jago, dan berprilaku bodoh dengan mendatangi tempat wabah merebak.
Intinya umat Islam DILARANG KENA WABAH dengan sengaja mendatangi tempat wabah berada. Umat Islam harus menjaga dirinya agar TIDAK TERKENA WABAH dengan berbagai cara.
KEDUA, dengan melarang umat yang berada di daerah yang terkena wabah untuk keluar dari daerah tersebut. Jelas sekali Nabi Muhammad TIDAK MEMBOLEHKAN warga yang ada di daerah wabah tersebut MENULARI warga lain yang berada di daerah yang belum tertular. Tentu saja belum tentu semua warga di daerah tersebut telah tertular. Mungkin sudah tertular mungkin juga belum. Tapi toh Nabi Muhammad sudah melarang warga yang ada di daerah tersebut untuk keluar karena ada POTENSI UNTUK MENULARI umat lain di luar daerah yang terkena wabah.
Ini adalah TINDAKAN PREVENTIF ala Rasulullah yang telah disampaikan 14 abad yang lalu. Ini adalah sebuah metode LOCK DOWN ala Rasulullah.
Jadi kalau ada umat Islam yang belum tahu perintah Nabi soal wabah ini TOLONG sampaikan pada mereka agar mereka paham bahwa Rasulullah telah memberikan aturan yang jelas dan sederhana bagi semua umatnya. Jangan sampai ada umatnya yang mengabaikan aturan emas dari Rasulullah ini.
Jadi kalau ada umat Islam yang tidak peduli dengan adanya wabah maka itu artinya mereka tidak mendengarkan dan TIDAK MEMATUHI PERINTAH DARI NABI yang seharusnya menjadi panutannya.
Umat yang membiarkan dirinya TERTULAR dan tidak berupaya untuk menghindarkan dirinya dari wabah yang merebak maka jelaslah bahwa ia umat yang bodoh, tidak bertanggungjawab atas diri dan keluarganya yang juga mungkin tertular, dan tidak mematuhi ajaran agamanya.
Umat yang BERPOTENSI TERTULAR dan apalagi yang telah tertular tapi tidak berupaya untuk menghindarkan dirinya untuk MENULARI orang lain merebak maka jelaslah bahwa ia bukan hanya umat yang bodoh, tidak bertanggungjawab atas diri dan keluarganya yang juga mungkin tertular, tidak mematuhi ajaran agamanya, tapi juga JAHAT sekaligus.
Ia tidak peduli pada keselamatan jiwa orang lain yang mungkin akan tertular olehnya. Orang seperti ini harus mendapatkan tindakan tegas dari pemerintah agar tidak menjadi SUMBER BAHAYA bagi umat yang lain.
Pemimpin, ustad, kyai, ulama, guru dari sebuah daerah yang tidak memberi pemahaman tentang bagaimana menghadapi wabah ini sesuai dengan tuntutan Rasulullah dan ilmu pengetahuan kedokteran jelaslah bahwa mereka TIDAK MEMAHAMI dengan baik tuntunan dari Rasulullah dan TIDAK MEMBERI PEMAHAMAN kepada umat, jamaah, atau siswanya sesuai dengan tuntunan Nabi.
Jika ada pemimpin, ustad, kyai, ulama, guru, yang MEMBIARKAN umat melanggar tuntunan Nabi tersebut maka sesungguhnya mereka telah menjadi SUMBER BAHAYA bagi umat yang patut untuk mendapatkan tindakan tegas.
Mari kita bersama-sama menghadapi masa yang sulit ini dengan sikap lebih bertanggungjawab dan peduli pada sesama. Patuhi perintah dari pemerintah agar kita semua terhindar dari musibah yang lebih besar.
Surabaya, 17 Maret 2020
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews