Kalau Anda tiba-tiba kasih bantuan nasi dengan nama nasi anjing, sungguh tak bisa diterima dengan akal sehat.
Saat orang menyebut nasi kucing, saya yakin sudah banyak yang paham. Ya, nasi bungkus dengan isi nasi seuprit seperti buat makan kucing kampung. Banyak dijual di warung angkringan. Anak-anak kos atau kuliahan pasti tak asing.
Juga saat menyebut sego macan atau nasi macan, nasi harimau. Maksudnya tak jauh beda dengan nasi kucing. Cuma karena macan lebih gede daripada kucing. Ini lebih ke porsi yang lebih banyak dari nasi kucing.
Bagaimana kalau ada nasi anjing yang baru-baru ini viral?
Saya belum tahu pasti, apa nasi untuk hewan bernama anjing atau nasi dengan lauk daging anjing. Ada salah satu video yang dapat nasi anjing, kabarnya daging anjing beneran. Tapi belum dapat dikonfirmasi kebenarannya.
Siapapun yang telah berbagi nasi anjing, tolong jangan ulangi lagi. Apalagi jika Anda berbagi ke kalangan yang banyak muslimnya. Sudah jelas keharaman daging anjing.
Kalau isinya bukan daging anjing, tetap saja kurang tepat isitilah nasi anjing. Jangan samakan dengan istilah sego kucing atau macan. Itu butuh proses panjang sampai dapat dimaklumi dengan nama seperti itu.
Kalau Anda tiba-tiba kasih bantuan nasi dengan nama nasi anjing, sungguh tak bisa diterima dengan akal sehat. Bagi kalangan yang membolehkan konsumsi daging anjing pun masih banyak yang kontra kalau anjing bukan hewan untuk dikonsumsi. Apalagi yang jelas-jelas melarang.
Cukuplah kegaduhan ini. Jika memang niat membantu warga yang sedang kekurangan saat ini, bantu mereka dengan makanan yang halal. Masih banyak tersedia di pasar. Daging ayam, daging sapi atau kambing, ikan laut juga banyak. Apapun alasan Anda, stempel nasi anjing tak layak dijadikan bantuan makan.
Update: Saya sudah lihat video klarifikasinya. Tapi tetap tak bisa menerima jika pakai nama nasi anjing untuk bantuan ke warga kurang mampu. Boleh tak setuju dengan pendapat saya. Tapi tak perlu debat.
***
Teguh Suprayogi
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews