Dukung Vaksinasi Nasional Melalui Gerakan Literasi Positif

Dengan mengajak semua orang untuk tidak mempercayai hoaks, khususnya berita palsu mengenai vaksin corona.

Rabu, 10 Februari 2021 | 15:23 WIB
0
186
Dukung Vaksinasi Nasional Melalui Gerakan Literasi Positif
Vaksinasi (Foto: kompas.com)

Vaksinasi covid-19 nasional sudah dimulai sejak januari 2021. Program ini harus berhasil, agar semua orang bisa bebas dari penyakit corona yang berbahaya. Untuk mensukseskan vaksinasi, maka hoaks harus diberantas. Tujuannya agar tidak ada yang terjebak berita palsu dan punya disinformasi vaksin, dan semua setuju untuk disuntik vaksin.

Hoaks adalah berita atau gambar palsu yang sengaja diproduksi, agar masyarakat tidak mempercayai suatu hal. Sayangnya hoaks masih bercokol di Indonesia, dan ada kalangan yang mempercayainya.

Penyebabnya karena kemampuan literasi mereka kurang, karena tidak hobi membaca. Sehingga ketika ada berita hoaks tidak diperiksa, bahkan tak dibaca, tapi langsung di-share di media sosial.

Kelemahan inilah yang membuat hoaks tumbuh subur di negeri kita. Padahal hoaks adalah musuh besar dari vaksinasi nasional. Karena ketika ada kalangan masyarakat yang mempercayai berita palsu mengenai vaksin corona, maka program ini diprediksi gagal. Sehingga selain sosialisasi vaksin, kita wajib mengadakan gerakan lawan hoaks, agar berhasil 100%.

Pakar epidemiologi dari UI, dokter Pandu Riono, menyatakan bahwa sebuah hoaks menyebar lebih cepat daripada informasi yang benar. Oleh karena itu, ia meminta agar dokter dan tenaga medis lain yang memberikan informasi mengenai vaksin corona. Karena mereka memiliki kapasitas ilmu di bidang kesehatan.

Dalam artian, ketika para nakes yang menjadi corong pemerintah untuk mensosialisasikan vaksin dan melawan hoaks, maka masyarakat percaya kehebatannya. Mereka pun tidak peduli dengan hoaks. Karena lebih memilih untuk mengikuti omongan dokter daripada sekadar berita di media sosial.

Untuk mewujudkan usulan dari dokter Pandu, pemerintah bisa menggandeng dokter yang sudah terkenal di media massa. Misalnya dokter Tirta, dokter Lula Kamal, dll. Mereka akan menjelaskan keamanan vaksin corona dan menjawab pertanyaan masyarakat mengenai hoaks. Sehingga tidak ada yang terjebak berita palsu lalu memutuskan untuk menolak vaksin.

Mengapa harus memerangi hoaks? Karena efeknya sangat dahsyat. Selain penolakan vaksinasi, maka para antivaks dan orang yang terjebak hoaks bisa berpikiran untuk menghancurkan stok vaksin. Karena bagi mereka vaksin itu berbahaya. Kita tentu tidak ingin kemungkinan terburuk ini akan terjadi di Indonesia.

Ketika terjadi situasi kacau seperti ini, bisa jadi program vaksinasi corona gagal terwujud. Padahal untuk keluar dari status pandemi, harus terbentuk kekebalan kelompok (herd immunity) pada masyarakat. Hal itu baru bisa terjadi jika semua WNI diberi suntikan vaksin corona. Ketika ada penghalang, maka kita akan mengalami pandemi berkepanjangan.

Prediksi ini sungguh mengerikan dan kita berusaha keras menghindarinya. Oleh karena itu, wajib untuk memerangi hoaks, sekecil apapun. Untuk melawan hoaks, maka kita bisa bergabung dalam Kelompok Masyarakat Indonesia Anti Hoaks. Mereka gencar mengadakan gerakan Indonesia anti hoaks, karena sadar bahwa berita palsu bisa membawa kebinasaan dan kegagalan.

Kelompok Masyarakat Indonesia Anti Hoaks biasanya bekerja di dunia maya, karena di media sosial banyak berita palsu yang beredar. Selain melaporkan status berita atau foto yang ternyata hoaks ke pihak Facebook dan Instagram, mereka juga berkampanye di timeline masing-masing.

Dengan mengajak semua orang untuk tidak mempercayai hoaks, khususnya berita palsu mengenai vaksin corona.

Mari kita dukung vaksinasi nasional dengan memerangi berita dan foto palsu, yang menyudutkan vaksin corona. Karena jika hoaks dibiarkan akan merajalela, dan membuat banyak orang jadi takut saat disuntik. Padahal program vaksinasi nasional harus berhasil 100%. Vaksinasi adalah syarat jika Indonesia ingin keluar dari status pandemi covid-19.

***