Program Pemerintah untuk Tingkatkan Kualitas SDM

Indonesia tentu memiliki modal awal untuk menghadapi persaingan di tingkat global, yaitu jumlah penduduk yang merupakan nomor 4 terbesar di dunia.

Selasa, 28 Januari 2020 | 23:05 WIB
0
262
Program Pemerintah untuk Tingkatkan Kualitas SDM
Ilustrasi SDM (Foto: Sleekr.co)

Pengembangan sumber daya manusia (SDM) kini tengah menjadi prioritas pembangunan Pemerintah Indonesia dalam beberapa tahun ke depan. Beragam program pendidikan untuk meningkatkan kualitas SDM terus dikembangkan guna meningkatkan daya saing bangsa. 

Presiden Joko Widodo telah menyatakan pentingnya sekolah vokasional dalam mencetak sumber daya manusia (SDM) yang handal, trampil dan siap kerja guna menghadapi tantangan masa depan yang semakin kompleks.

Andreas Pereira selaku anggota Komisi X DPR RI menilai, langkah yang dilakukan oleh Jokowi itu adalah tepat untuk menghadapi kompetisi global.

Menurutnya, SDM Indonesia harus kompetitif dan produktif dalam dunia kerja, yang salah satunya melalui peningkatan mutu pendidikan vokasi. Sehingga diharapkan dapat mendorong Indonesia untuk keluar dari middle income trap country menuju developed country.

Jika bicara produktifitas nasional, Salah satu langkahnya adalah pendidikan vokasional. Andreas mengatakan, pendidikan vokasional akan melahirkan tenaga kerja yang terampil dan inovatif dan siap kerja.

Apalagi, Indonesia nantinya akan mengalami bonus demografi. Dimana generasi milenial usia kerja di Indonesia hampir menyentuh 40 persen dari jumlah penduduk.

Artinya, para generasi muda haruslah dipersiapkan menjadi tenaga kerja yang produktif. Jika tidak, maka besar kemungkinan akan terjadi pengangguran besar yang dapat menyebabkan bencana sosial untuk Indonesia.

Pakar kebijakan publik dari Universitas Trisakti, Trubus Rahadian mengatakan, Jokowi menginginkan agar Indonesia memiliki SDM terutama generasi muda yang kompetitif dalam rangka memasuki era revolusi industri 4.0 dan society 4.0.

Oleh karena itu pengembangan SDM lebih menekankan profesional, aspek inovasi, aspek vokasi dan aspek jaringan serta capacity building karena semua itu akan mengarah pada visi Indonesia Emas 2045.

Trubus mengatakan, apa yang dilakukan oleh Mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut sebenarnya bukanlah hal baru terkait dengan pembangunan SDM. Hanya saja, menurutnya, apa yang disampaikan Jokowi berusaha untuk lebih bersifat praktek.

Misalnya seseorang diberi pelatihan-pelatihan atau lokakarya, penambahan skill salah satu unsurnya dengan meluncurkan 3 kartu sakti dimana kartu Prakerja menjadi salah satunya.

Trubus menilai, Kartu Prakerja tersebut diharapkan dapat memberi bekal kepada calon pencari kerja fresh graduate untuk memperoleh pekerjaan dengan menambah skill keterampilan melalui pendidikan latihan dan yang lainnya.

Dengan adanya peningkatan kualitas SDM maka diharapkan akan berdampak positif pada kesejahteraan dan daya saing bangsa terhadap kompetisi global.

Pembangunan kualitas masyarakat merupakan modal besar dan berdampak langsung terhadap seluruh sendi kehidupan negeri ini.

Politisi Senior Akbar Tanjung mengatakan, bahwa peningkatan mutu SDM para era pemerintahan Jokowi yang pertama perlu dilanjutnkan dan diperkuat.

Tentu saja langkah tersebut haruslah menyentuh seluruh lapisan masyarakat supaya dampaknya lebih besar terhadap kualitas masyarakat Indonesia. Akbar Tanjung meyakini bahwa pertumbuhan ekonomi bangsa dapat lebih dari 5 persen seperti tahun-tahun sebelumnya.

Akbar Tanjung juga tidak menampik, bahwa kesejahteraan masyarakat dapat lebih cepat terwujud ketika memiliki banyak SDM yang menguasai kemajuan teknologi.

Konkritnya SDM merupakan kunci dari kesejahteraan dan kemajuan bangsa sehingga peningkatan mutu SDM harus menjadi prioritas pembangunan.

Sebelumnya Jokowi pernah mencontohkan, petani perlu dikenalkan dengan marketplace e-comerce untuk memasarkan hasil produksinya secara online. Sehingga hubungan petani dan konsumen semakin dekat.

Nantinya, Petani diharapkan tidak hanya bergantung pada tengkulak, tetapi para petani juga memiliki kemampuan untuk menjual produknya secara langsung, dengan memotong tengkulak dan menjualnya langsung ke end user tentu diharapkan para petani bisa mendapatkan keuntungna lebih banyak.

Jokowi sempat mengatakan banyak lulusan saat ini yang kurang terserap dunia industri lantaran dianggap tidak relevan dengan kebutuhan. Hingga akhirnya, Industri kekurangan SDM yang berkompetensi sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan.

Oleh karena itulah, Jokowi memiliki program untuk perbaikan SDM dengan berbagai pelatihan, agar nantinya angkatan muda tersebut memiliki keahlian yang dibutuhkan oleh pemberi kerja maupun industri.

Peningkatan kualitas SDM tentu menjadi modal penting untuk menghadapi era ekonomi berbasis digital. Maka dari itu, harus disiapkan berbagai program pembangunan SDM untuk memastikan bonus demografi menjadi bonus lompatan kemajuan bukan bonus penuh ancaman.

Indonesia tentu memiliki modal awal untuk menghadapi persaingan di tingkat global, yaitu jumlah penduduk yang merupakan nomor 4 terbesar di dunia dan sebagian besar penduduk Indonesia masih berusia muda nan produktif.

***