Gara-gara pekerjaan, kita korupsi. Gara-gara kekuasaan, agama diperjual-belikan. Gara-gara fesbukan, milih tidak mandi padahal sudah tiga hari.
Syahdan, pada suatu malam yang dingin, sebagaimana syair lagu pop, adalah Imam Al Ghazali, yang pul-kumpul dengan murid-muridnya.
Lalu sang imam bertanya, "Apa yang paling dekat dengan diri kita di dunia?"
Murid-muridnya ada yang menjawab orangtua, guru, teman, dan kerabatnya. Imam Ghazali kemudian menjelaskan, semua jawaban itu benar. Namun yang paling dekat dengan kita adalah mati. Karena setiap yang bernyawa, pasti mati.
Lalu Imam Ghazali kembali beertanya. "Apa yang paling jauh dari kita di dunia?"
Murid-muridnya ada yang menjawab Negara China, bulan, matahari,dan bintang-bintang. Lagi-lagi Imam Ghazali membenarkan semua jawaban itu, tapi, yang paling benar ialah masa lalu.
Bagaimanapun kita, apa pun kendaraan kita, tetap tak bisa kembali ke masa lalu. Oleh sebab itu, kita harus menjaga hari ini dan hari-hari yang akan datang, dengan perbuatan kebaikan.
"Apa yang paling besar di dunia?" Imam Ghazali kembali bertanya untuk ketiga kalinya.
Ada yang menjawah gunung, bumi, dan matahari. Dan lagi-lagi-lagi, semua jawaban benar kata Imam Ghozali. Tapi yang paling besar dari yang ada di dunia ini adalah nafsu.
Maka dari itu, berhati-hatilah dengan nafsu kita, agar jangan sampai membawa kita celaka.
Pertanyaan ke empat adalah, "Apa yang paling berat di dunia?"
Ada yang menjawab baja, besi, gajah. Namun imam Ghazali menawab, "yang paling berat adalah menjaga kepercayaan. Tumbuh-tumbuhan, binatang, gunung,dan malaikat, semua tak mampu ketika diminta untuk menjadi pemimpin di dunia ini. Tetapi manusia, dengan sombongnya menyanggupi, walhal betapa tak gampangnya menjaga amanah kekuasaan. Kalau ada yang ingin merebut kekuasaan? Biasanya sih dari mereka yang tak bisa dipercaya.
"Apa yang paling ringan di dunia?" Imam Ghazali mengajukan pertanyaan yang ke-lima.
Ada yang menjawab kapas, angin, debu, dan daun-daunan. "Semua itu benar," kata Imam Ghazali. "Tapi yang paling ringan di dunia ini, adalah meninggalkan kebaikan. Gara-gara pekerjaan, kita korupsi. Gara-gara kekuasaan, agama diperjual-belikan. Gara-gara fesbukan, milih tidak mandi padahal sudah tiga hari.
Lantas pertanyaan keenam? Imam Ghazali bertanya, "Apa yang paling tajam di dunia?"
Murid-muridnya menjawab dengan serentak; pedang! "Benar tukas Imam Ghzali. "Tapi yang lebih tajam dari itu, adalah lidah manusia. Kerana melalui lidah, manusia dengan senangnya menyakiti hati dan melukai perasaan saudaranya sendiri."
Pertanyaan ke-tujuh? Kan udah disebut, cuma enam!
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews