Pada awal kejadian, saya berdiskusi dengan teman satu Angkatan, sekarang yang bersangkutan Purn (Marsda), mantan navigator handal C-130 Hercules tentang kecelakaan Lion Air, JT-610 (PK-LQP). Antara tehnis, menilai rekam jejak penerbangan dengan analisa intelijen.
Setelah diperinci jejak rekaman tersebut, digunakan ukuran yang umum kita pakai agar mudah pembaca membayangkannya. Data diurai tidak semuanya hanya sebagian yang terpenting. Waktu penerbangan per detik, GMT (plus 7 jam ke WIB), kecepatan knots (kali 1,852 km), heading (arah pesawat) dan Altitude feet (0,3048 m).
Dengan ditemukannya FDR, jelas akurasi akan jauh lebih akurat. Dari sebagian fakta, terlihat pesawat mulai turun dan naik, di mana speed berubah-ubah. Sebelum hilang dari radar, sejak pkl 23.31.28 GMT (06.31 28 WIB) kecepatan ketinggian terus berkurang dalam 3 detik sebesar 541 meter.
Pada ketinggian 1.112 meter, dan kecepatan 639km/jam, arah berubah dari 56° ke 35°, menukik ke bawah dan pesawat hilang dari radar.
Bisa diperkirakan pesawat saat menghantam laut kecepatannya bisa lebih dari 650 km/jam. Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono juga menduga pesawat jatuh ke laut dengan kecepatan tinggi.
Secara teori, pesawat dengan kecepatan demikian tinggi, uncontrol, menghantam air itu sama dengan menghujam ke benda padat seperti aspal. Karena itu JT-610 hancur berantakan.
Dari fakta penerbangan mulai terbaca arah mencari penyebabnya. Apakah human error (pilot) yang 50°, tehnis/mekanis 20°, weather 10°, non tehnis/sabotase yang 10°.
Sepuluh persen yang tersisa dikaitkan dengan jenis kesalahan manusia lainnya, yang bisa dibuat oleh pengendali lalu lintas udara, petugas pengawal pesawat, petugas bagasi, petugas pengisian bahan bakar, hingga insinyur pemeliharaan/mekanik.
Dari persepsi intelijen, sementara dapat disimpulkan, pesawat celaka bukan karena cuaca dan tidak adanya bom, tapi kaitan antara human error, tehnis/mekanis dan kesalahan manusia lainnya. Walau bom di kesampingkan sebagai penyebab, unsur non tehnis seperti sabotase harus tetap didalami.
Mari kita tunggu fakta dari KNKT tentang FDR, semoga VCR bisa ketemu juga, agar akurasinya tinggi. KNKT akan berat, karena harus berhadapan dengan produsen. Ini kecelakaan pertama Boeing 737 Max 8.
Kasus kecelakaan Air Asia Qz-8501 dan Adam Air yang disalahkan pilotnya. Apakah ini juga human error? Karena penyebab umumnya tidak tunggal, sementara yang kedua adalah mekanik dan non tehnis.
Kira-kira begitu.
***
Marsda Pur Prayitno Ramelan
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews