Apakah ini yang dalam ilmu psikologi dinamakan "kepribadian ganda" seperti pada fiksi "Mr Hyde and Doctor Jekyll" saya tak tahu.
Mungkinkah pada pribadi seseorg berhati malaikat sekaligus berhati setan? Kita pasti menjawab tidak mungkin. Harus salah satu saja. Either or. Kalo dia truly berhati malaikat mustahil dia berhati setan. Demikian pula sebaliknya, kalo dia berhati setan, impossible dia memiliki hati malaikat.
Tapi mencermati kasus Julianto Eka Putra saya mendapat feeling bahwa hati mulia dan hati keji bisa bersama-sama melekat pada satu orang.
Saya katakan "feeling" karena sedikit pun saya tidak punya bukti empiris terhadap kesimpulan saya ini. Hanya "firasat" belaka.
Sebenarnya, bukan cuma kasus Julianto saja yang memicu saya berkesimpulan seperti itu, tetapi juga ada beberapa pengalaman pribadi yang serupa dengan itu.
Lihatlah kasus Julianto Eka Putra yang sangat ramai jadi pembicaraan publik. Di satu sisi dia dicitrakan sebagai predator seks, di sisi lain dia dicitrakan sebagai filantropis. Semuanya oleh orang-orang yang dekat dengan dia. Dan keduanya sama-sama meyakinkan.
Dalam hal ini saya tidak membahas soal hukum juridis formil. Saya membahas tentang "metafisika" kemungkinan hati malaikat dan hati setan berkolaborasi dalam jiwa seseorang.
Saya berhenti sampai di sini dulu, karena sejujurnya saya kebingungan.
Bingung oleh teori saya sendiri bahwa orang bisa sekaligus memiliki hati malaikat dan hati setan.
Apakah ini yang dalam ilmu psikologi dinamakan "kepribadian ganda" seperti pada fiksi "Mr Hyde and Doctor Jekyll" saya tak tahu.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews