Kadang kami terlalu lama membiarkan batu nisan mereka berlumut. Sementara itu, kami menikmati peninggalan hasil jerih payah mereka tanpa putus.
"Apa yang harus kuingat dari orangtua? Wong mereka tidak meninggalkan apa-apa buatku, tidak meninggalkan warisan, karenanya bikin aku sengsara."
Saya percaya, ucapan yang lebih menyerupai umpatan di atas hanya kita jumpai dalam percakapan film atau novel fiktif. Tetapi, barangkali pernah tercetus dalam hati, siapapun, bahwa ucapan ini sempat terberat di hati atau pikiran, disadari atau tidak.
Begini, Bro...
Taruhlah orangtuamu tidak mewariskan harta kekayaan apapun buatmu. Tetapi percayalah, yang membuatmu jadi seperti kamu sekarang ini adalah orangtuamu juga. Itulah warisan terbesar orangtuamu!
Hitung, berapa biaya untuk membesarkanmu, menyekolahkanmu? Berapa besar tenaga orangtuamu yang terkuras untuk mengurus? Itu adalah salah satu bentuk warisan yang bernama pengorbanan, yang tidak bisa disetarakan dengan nilai materi sebesar apapun.
Warisan orangtua tidak melulu soal harta kekayaan; rumah, tanah, uang dan perhiasan. Kadang keberanianmu berusaha dan bertindak, merupakan warisan orangtuamu juga lewat pengajaran yang mereka berikan.
Lalu, kamu lupakan begitu saja jasa orangtuamu hanya karena mereka tidak memberimu warisan? Bahkan, melihat batu nisan yang berlumut pun kamu sudah tak sudi lagi.
Benar, berdo'a bisa dilakukan darimana saja, bahkan dari rumahmu yang megah. Tidak harus pergi ke kuburan. Sementara, kamu biarkan "rumah" orangtuamu berlumut, ditumbuhi ilalang dan rumput liar nun jauh di pekuburan sana, hanya karena kamu merasa mereka tidak meninggalkanmu warisan?
Dan, ini hari saya terpekur, menundukkan kepala sedalam-dalamnya. Saat memandang hamparan sawah peninggalan orangtua di kampung halaman kami. Sawah peninggalan orangtua yang membuat kami tidak pernah membeli beras selama bertahun-tahun.
Terlalu cepat mereka - orangtua kami - berpulang di saat kami, saya dan adik-adik, belum sempat membahagiakan mereka. Belum sempat pula membalas jasa dan kebaikan mereka.
Kadang kami terlalu lama membiarkan batu nisan mereka berlumut. Sementara itu, kami menikmati peninggalan hasil jerih payah mereka tanpa putus.
Alfatihah....
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews