Berdasarkan rujukan ini maka seharusnya kita paham bahwa Om itu artinya sama dengan paklik atau pakdhe dalam bahasa Jawa, sedangkan Tante itu artinya sama dengan bulik atau budhe. Dalam bahasa Inggris Om itu sama dengan uncle, sedangkan Tante sama dengan aunt.
Banyak yang salah kaprah dalam mengartikan panggilan Om dalam hubungan keluarga. Terutama kalangan keluarga Jawa banyak yang menganggap kurang tepat untuk panggilan Om bagi kakak laki-laki/abang/mas dari orang tua kita. Masih banyak yang menganggap bahwa Om adalah panggilan hanya untuk paklik alias adik laki-laki dari orang tua kita. Maka keluarga kita yang merupakan mas/abang/kakak laki-laki dari orang tua kita merasa lebih tepat kalau dipanggil pakdhe, karena merasa ada unsur senioritas pada panggilan itu.
Hal yang sama terjadi juga pada panggilan Tante dalam hubungan keluarga Jawa. Masih banyak yang menganggap bahwa pangilan Tante hanya untuk padanan panggilan bulik, yaitu adik perempuan orang tua kita, yang berbeda dengan budhe yang merupakan kakak perempuan/mbakyu dari orang tua kita.
Sekarang mari kita rujuk penggunaan panggilan Om dan Tante tersebut menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia:
Berdasarkan rujukan ini maka seharusnya kita paham bahwa Om itu artinya sama dengan paklik atau pakdhe dalam bahasa Jawa, sedangkan Tante itu artinya sama dengan bulik atau budhe. Dalam bahasa Inggris Om itu sama dengan uncle, sedangkan Tante sama dengan aunt.
Demikian semoga ulasan pendek ini bisa bermanfaat bagi yang membutuhkannya.
***
Solo, Selasa, 30 Agustus 2022. 12:53 pm
'salam hangat penuh cinta'
Suko Waspodo
suka idea
antologi puisi suko
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews