Sampai-sampai Dewan Pers meminta media untuk mengutif sumber dari Mabes Polri.
Dulu ada istilah "puncak tangga nada lagu". Maksudnya dalam kurun waktu seminggu atau sebulan sebuah lagu masih diputar atau diperdengarkan atas permintaan pendengar setia.
Nah, dalam dunia media pemberitaan juga ada peristiwa yang menjadi trending dan memuncaki menjadi berita berhari-hari atau berminggu-minggu. Bahkan diberitakan media arus utama atau media online.
Dan kasus atau peristiwa yang menjadi trending atau memuncaki menjadi berita sebulan yaitu Irjen Ferdy Sambo dan Brigadir J dan Bharada E.
Berita terkait Irjen Ferdy Sambo, Brigadir J dan Bharada E menjadi topik pemberitaan sebulan penuh. Bukan berkurang atau mereda pemberitaannya, malah semakin publik dibuat penasaran rasa ingin tahu. Apa sebenarnya yang terjadi? Benarkah motifnya pelecehan atau justru motif pelecehan juga bagian dari rekayasa? Entahlah.
Belum pernah ada pemberitaan suatu kasus kriminal atau peristiwa yang begitu menyedot perhatian publik atau media yang begitu besar, kecuali kasus atau peristiwa meninggalnya Brigadir J.
Bahkan untuk meredam berita ini, pengacara dari istri Ferdy Sambo sampai mendatangi Dewan Pers untuk menyampaikan keluhannya atas pemberitaan kasus kematian Brigadir J yang dianggap melebar. Sampai-sampai Dewan Pers meminta media untuk mengutif sumber dari Mabes Polri.
Sepertinya kasus Brigadir J dan Bharada E masih akan menjadi topik pemberitaan berbagai media. Dan publik pun juga ingin tahu klimaks atau akhir dari kasus ini. Apakah hanya berakhir dengan men-tersangkakan prajurit rendah atau sang jenderal?
Pion atau bidak jalanya maju
Tidak boleh kekanan atau kekiri
Apalagi mundur
Pion atau bidak maju sebagai pembuka jalan
Pion atau bidak maju untuk berkorban atau dikorbankan
Begitulah aturan mainnya,suka tidak suka harus menjalankan perintah
Posisi raja pun mulai terjepit dan terasing dari gemerlap pangkat dan kawalan
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews