jangan pernah menganggap orang yang terlihat bodoh itu bodoh. Jangan pernah menganggap orang yang terlihat pintar itu pintar. Terkadang mereka hanya berkamuflase dengan kepintaran dan kebodohan.
Saya mendeteksi adakalanya akun yang lewat di beranda saya sangat pintar berkamuflase. Ibaratnya, mereka itu sebenarnya cuma lengkuas yang berbaur jadi satu di dalam sedapnya masakan rendang.
Bisa dibayangkan betapa kecewanya jika seseorang mengambil "benda" itu dengan penuh hasrat tapi sesudah digigit ternyata begitu keras? Tertipuuuuuu...
Intinya, selektiflah memilah-milah postingan yang disajikan mereka. Meskipun bahasa mereka mendakik-dakik dan berbau filsafat atau mendayu-dayu seperti pantun di bahasa Melayu, hingga harus diulang membacanya dua kali atau tiga kali baru paham, belum tentu isinya positif.
Bisa jadi itu cuma nyinyiran berbalut kata kritis. Ibarat anggur di gelas kristal. Isinya menggiurkan tapi akibatnya bisa memabukkan.
Menurut saya, Penulis yang baik itu tidak harus menulis dengan bahasa tingkat tinggi, tetapi cukup dengan bahasa sederhana sehingga mudah dipahami, namun tidak mengurangi bobot tulisan itu sendiri.
Adakalanya postingan seseorang itu begitu simpel dan sederhana. Namun menyimpan Positif Vibes bagi yang membacanya. Mata yang jeli akan bisa dengan cepat menangkap hal itu, melalui radar yang terpasang otomatis.
Jadi, jangan pernah menganggap orang yang terlihat bodoh itu bodoh. Jangan pernah menganggap orang yang terlihat pintar itu pintar. Terkadang mereka hanya berkamuflase dengan kepintaran dan kebodohan.
Kalau saya sih selalu memandang semua hal dari dua sisi. Contoh: Memandang rendah orang lain adalah kesalahan. Memandang tinggi orang lain adalah pesimisme.
Begitu!
Soibah Erni Sari
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews