Kasus Covid-19 terus mengalami penurunan, utamanya pasca libur panjang Idul Fitri. Kendati demikian, seluruh komponen masyarakat diminta untuk terus bergotong royong dalam menjaga tren positif Covid-19 dengan selalu taat Prokes agas transisi pandemi ke endemi dapat segera terwujud.
Indonesia terus mengalami penurunan kasus positif Covid-19 yang ditandai dengan kurva yang terus melandai.
Hal tersebut merupakan sebuah bukti nyata dari kerja keras seluruh masyarakat yang juga turut mensukseskan program-program Pemerintah mulai dari taat prokotol kesehatan sampai pada melakukan vaksinasi sehingga pengendalian pandemi bisa berhasil seperti sekarang ini.
Menurunnya kurva penularan Covid-19 diharapkan tidak serta merta membuat masyarakat menjadi lengah dan menganggap kalau seolah pandemi sudah hilang atau lenyap begitu saja. Maka dari itu Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19, Prof. Wiku Adisasmito menyatakan dengan tegas kepada seluruh masyarakat supaya tren baik ini harus terus dapat dipertahankan.
Apabila semua masyarakat bisa terus bersinergi menjaga stabilitas pengendalian pandemi Covid-19, maka bukan tidak mungkin seluruh aktivitas sosial dan juga perekonomian dalam negeri perlahan akan terus bangkit dan menjadi kembali produktif seperti sedia kala.
Keberhasilan Indonesia untuk mengendalikan pandemi dengan menekan angka penularan sampai pada titik seperti sekarang ini, bahkan dikatakan oleh Prof Wiku sangat patut untuk dicontoh oleh berbagai negara lain. Pasalnya masih terdapat beberapa negara yang terus berjuang dan masih melakukan lockdown di wilayah mereka karena tingkat penularan Covid-19 yang tinggi.
Bukti konkret dari keberhasilan penanganan pandemi di Tanah Air bahkan juga telah teruji pada waktu masyarakat banyak melaksanakan mudik dan juga liburan Lebaran. Faktanya, ternyata sama sekali tidak ada kenaikan penularan Covid-19 yang signifikan, bahkan kian hari angka penularan tersebut semakin melandai. Tentunya apabila dibandingkan dengan periode liburan atau hari raya pada setidaknya 2 tahun belakangan ini, hal tersebut sangat berbanding terbalik karena pada waktu itu secara signifikan tingkat penularan Covid-19 di masyarakat langsung meningkat.
Jika semisal semua negara juga bisa melakukan pengendalian pandemi sebaik yang telah ada di Indonesia, maka nantinya status pandemi dari Covid-19 ini akan dicabut oleh World Health Organization (WHO) sehingga perlahan tentunya segala aktivitas bisa kembali normal.
Akan tetapi nyatanya, keberadaan pandemi atau bahkan virus itu sendiri masih ada sehingga bukan menutup kemungkinan masih terdapat potensi risiko penularan.
Selain itu, ditambahkan oleh Prof Wiku bahwa potensi risiko keterjangkitan manusia terhadap Covid-19 juga masih ada karena terdapat kemungkinan faktor lain seperti misalnya keberadaan varian virus yang baru sehingga kekebalan atau imunitas manusia akan kembali diuji. Maka dari itu pesan penting disampaikan olehnya bahwa masyarakat masih harus bermawas diri untuk menjaga adanya risiko keterjangkitan tersebut.
Setidaknya terdapat tiga kunci utama yang bisa dijadikan patokan bagi masyarakat supaya mampu mempertahankan landainya kurva penularan Covid-19 ini. Poin pertama adalah terletak pada kebiasaan untuk terus menjaga perilaku pola hidup yang bersih dan juga sehat. Jadi jangan sampai hidup bersih sehat ini hanya ada pada saat pandemi saja, namun memang seharusnya menjadi pola hidup utama masyarakat.
Lebih lanjut, masyarakat sendiri juga harus memiliki kesadaran diri untuk melakukan pengetesan apabila memiliki riwayat bahwa dirinya berisiko yakni telah mendatangi keramaian atau bepergian jarak jauh, termasuk juga apabila merasa memiliki gejala Covid-19. Kemudian poin terakhir adalah pada kesadaran diri masyarakat untuk segera melakukan isolasi mandiri apabila memang telah terkonfirmasi positif, atau bisa langsung menuju ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat.
Kepedulian masyarakat untuk ikut berperang melawan pandemi Covid-19 menjadi modal utama kesuksesan pengendalian Covid-19. Dengan adanya kesadaran untuk selalu taat Prokes dan mengikuti imbauan Pemerintah, kasus Covid-19 diharapkan dapat terus ditekan demi percepatan pemulihan perekonomian.
Raditya Rahman, Penulis adalah kontributor Pertiwi Institute
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews